‘’Produk robotnya mengagumkan, tapi jangan sekadar melihat robotnya saja. Ada proses panjang yang dilaluinya. Dan itu semua dilakukan santri Diniyyah Puteri. Kami menyarankan, hak ciptanya segera diurus agar tak diambil orang lain,’’ katanya.
Tokoh perantau Minangkabau di Jakarta dan tokoh pendidikan nasional Fasli Jalal juga tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya. Ini menjadi bukti, tegasnya, inovasi tak pernah berhenti di Diniyyah Puteri Padang Panjang sejak dahulu, terutama dalam mengasuh anak didik menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa, umat manusia.
Dikatakan, sesungguhnya model pendidikan yang bermakna sepanjang masa, sudah dirintis Rahmah El-Yunusiyyah sejak mulai mendirikan Diniyyah Puteri, dan hal itu terus berlanjut hingga saat ini. Model pembelajaran tersebut, kata mantan Wakil Menteri Pendidikan itu, banyak menjadi referensi di kalangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini.
Direktur Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren pada Kementerian Agama RI Dr. Waryono, M.Ag bersama Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumbar H. Hendri, M.Pd., juga memberi apresiasi luar biasa atas karya santri tersebut. ‘’Semua temuan santri itu saya lihat, merupakan bagian dari teknologi tepat guna yang amat bermanfaat bagi kehidupan manusia,’’ sebut Waryono.
Menurutnya, menyaksikan karya-karya yang dihasilkan para santri Diniyyah Puteri Padang Panjang, pihaknya optimis, mampu mengangkat nama dan mengharumkan citra pesantren. Ternyata, sebutnya, karya santri itu amat luar biasa, termasuk penguasaan teknologi robot yang semakin hari terus berkembang.
‘’Ini adalah peluang Diniyyah Puteri untuk lebih maju lagi. Tetap semangat. Pandemi jangan membuat kendor semangat kita untuk maju. Urus segera hak ciptanya agar tak diambil orang lain untuk kepentingan bisnis mereka,’’ sebut Waryono.(adv/mus)