PARIAMAN – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Pariaman mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang pendataan hotel, homestay, restoran dalam pengembangan pola perjalanan wisata alam Kota Pariaman 2020.
FGD dibuka Kepala Disparbud Kota Pariaman, Dwi Marhen Yono, di Balairung Pendopo Walikota Pariaman, Senin (24/12).
Walikota Genius Umar mengapresiasi kegiatan ini dan mengucapkan terima kasih kepada Disparbud dan peserta yang hadir.
Pariwisata saat ini menjadi salah satu tren yang berkembang cukup pesat dan dianggap sebagai industri yang cukup menjanjikan, alasannya karena pariwisata memiliki banyak manfaat bagi masyarakat juga negara baik dari segi ekonomi, budaya, lingkungan, ilmu pengetahuan, dan lainnya. Dengan banyaknya manfaat yang dihasilkan oleh sektor pariwisata, presiden dan wakil presiden Indonesia telah memutuskan untuk menjadikan pariwisata sebagai lini sektor utama. Oleh sebab itu, diperlukan usaha-usaha untuk memasarkan suatu destinasi wisata agar lebih dikenal oleh wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Selain itu, usaha-usaha memasarkan destinasi juga berguna agar destinasi wisata tersebut memiliki masa hidup yang lebih panjang.
Ia berharap dengan adanya kegiatan FGD ini, akan menjadi penambah ilmu pengetahuan dan penyatuan persepsi tentang pengelolaan kepariwisataan yang terstruktur dengan baik, apalagi saat ini pandemi Covid-19 masih melanda.
Sementara itu Dwi Marhen Yono usai kegiatan mengatakan citra suatu destinasi dipengaruhi oleh Akses, Atraksi, Amenitas, Dan Ancillary (penunjang dan jasa), dimulai sejak kedatangan wisatawan, selama beraktifitas di destinasi, dan kembali ke daerah atau negara asalnya. Pengalaman selama beraktivitas di destinasi pariwisata akan menjadi faktor penentu apakah suatu destinasi pariwisata akan berhasil atau gagal di kemudian hari. Oleh karena itu, suatu destinasi pariwisata perlu dikelola secara profesional agar wisatawan merasa puas dan senang saat kembali ke daerah atau negara tempat tinggalnya.
“Apabila wisatawan merasa tidak puas dan risih saat berkunjung ke suatu destinasi pariwisata, maka akan berdampak buruk bagi destinasi pariwisata tersebut, meskipun memiliki branding kelas dunia, nasional dan lokal. Disinilah peran dari bapak dan ibu selaku pelaku pariwisata atau penyedia jasa, mulai dari pengusaha hotel, homestay, restoran travel agent, pramuwisata, operator diving dll, dalam pengembangan SDM agar para pengunjung dan wisatawan dapat menikmati Perjalanan Wisata di Kota Pariaman kita tercinta ini, “ ujarnya.
FGD yang dilaksanakan satu hari ini juga dihadiri Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Ketua Umum PHRI Sumbar dan jajaran, Ketua GIPI Sumatera Barat dan rombongan, Ketua ASITA Sumatera Barat dan rombongan, Ketua ASPI Sumatera Barat dan jajaran, Ketua HPI Sumbar dan jajaran dan Pengurus Hotel, Homestay, Restoran Travel Agent, Operator Diving yang ada di Kota Pariaman. Dalam FGD ini, semua yang hadir dan peserta juga mendapat arahan tentang pariwisata yang baik dari Direktur Wisata Alam Budaya dan Buatan Kementrian Parenkraf/Barenkraf RI, Alexander Reyaan melalui zoom meeting. (agus)