PADANG-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar segera menindaklanjuti penutupan Daerah Aliran Sungai (DAS) Gurun Kudu, Kota Padang. Penutupan DAS itu sebelumnya diduga menjadi penyebab meluapnya aliran Sungai Baringin, Kecamatan Lubuk Kilangan Padang.
“Kami akan menindaklanjutinya. Dalam waktu dekat, kami akan menggelar rapat dengan Pengelola Sumber Daya Air Mineral (PSDA) dan dinas terkait,” kata Kepala DLH Provinsi Sumbar Siti Aisyah ketika dihubungi Kamis (8/11).
Siti Aisyah, mengaku sudah mengetahui kalau Sungai Gurun Kudu yang berada bersebelahan dengan Sungai Baringin ditutup. Namun Siti tak menyebutkan sejak kapan aliran ke sungai tersebut ditutup.
“Saya sudah cek kondisi sungai tersebut melalui peta. Dan saya juga sudah mencermati bagaimana kondisi Sungai Gurun Kudu tersebut. Tapi saya belum bisa sampaikan, karena ini harus dirapatkan dulu dengan pihak terkait,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan dua warga, yakni Lamsuit, warga RT 01 RW 01 Kelurahan Beringin, Kecamatan Lubukkilangan Padang, dan Syaiful One, petani di Gurun Kudu, Koto Lalang, berharap agar aliran sungai ke Gurun Kudu itu dibuka kembali, agar jika terjadi hujan lebat, debit air di Sungai Baringin tidak lagi meluap seperti yang terjadi pada Jumat lalu.
Menurut warga, aliran sungai ke Gurun Kudu itu ditutup awal 2000-an. Penutupan itu dilakukan saat itu pasca proyek irigasi Kapalo Banda Tarantang, aliran dari Sungai Beringin debitnya terlalu sedikit. Karena itu, agar airnya lebih tinggi maka, aliran ke Sungai ke Kudu ditutup.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kota Padang Edi Hasymi sebelumnya juga mengaku akan mengecek ke lokasi.
“Dalam waktu dekat akan saya cek. Ini kan laporan dari masyarakat yang masuk, termasuk informasi dari kawan-kawan media. Jadi, saya belum bisa pastikan apakah memang luapan air di sungai Baringin itu karena ditutupnya aliran DAS yang ada di atas sungai tersebut,” katanya.
Sementara peneliti Manajemen Daerah Aliran Sungai (DAS), Banjir dan Longsor Prof.Isril Berd menyayangkan adanya penutupan aliran Sungai Beringin yang mengalir ke Gurun Kudu, Koto Lalang, Padang. Guru besar Fakultas Pertanian Unand itu menegaskan DAS tidak boleh tertutup, karena secara alami DAS tersebut berfungsi sebagai drainase alam. “Kita sayangkan penutupan itu. Kalau DAS ditutup, tentu airnya mengalir ke tempat lain, dan bisa menyebabkan terjadinya banjir,” kata Prof.Isril Berd, di Padang, awal pekan ini.
Seperti diketahui, pada Jumat (2/11) curah hujan yang tinggi telah mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Kota Padang. Di kawasan Beringin, banjir menghancurkan proyek jembatan senilai Rp 8 miliar lebih yang tengah dibangun, dan satu jembatan gantung senilai Rp400 juta.(104)