Oleh Putri Juita
Setelah keluarga memastikan tidak dirawat di rumah sakit , baru mulai lega karena hanya di isolasi di salah satu hotel di Lubuk Alung .
Keesokan harinya , 28 September pukul tujuh pagi semua yang ada di dalam rumah itu anak- anak, mertua dan suaminya melakukan tes swab di Puskesmas Belimbing , datang sendiri.
Setelah selesai dibawa ke rumah satu lagi sehingga anak- anak tidak merasa tertekan kalau masih berada di Perumahan Belimbing, saat itu. Sesuai petunjuk protokol kesehatan dari Puskesmas, semuanya tetap dipatuhi.
Yang lima orang itu kuberikan vitamin dan makanan bergizi , selalu minum rebusan serei, jahe, pakai madu dan jus daun sungkai dua kali sehari, sampai hasil tes swab keluar 30 September 2020 pukul 12 siang. Alhamdulillah semuanya dinyatakan negatif. Aamin terima kasih Ya Allah.
Menang didepan anak- anaknya aku tetap tegar, sebagai tantenya aku tidak ingin melihat mereka sedih. Tapi, apa yang terjadi dalam shalat malamku berdoa agar adik diberikan kesehatan, diangkat penyakitnya dan dipanjangkan umurnya oleh Allah. Di balik doa, entah kenapa aku selalu menyesali diri , sampai aku mohon ampun kepada Allah dan minta maaf sema kedua orang tua serta kakak yang telah tiada, karena tidak bisa menjaga adik dengan baik .
Memang selama ini kami jarang bertemu, karena kesibukan masing –masing. Tapi, lewat chat hampir setiap hari. Aku selalu bertanya ada sehat –sehat , dia menjawab ada . Itu yang membuat sedih kenapa dia tidak berterus terang pada ku bahwa dirinya kurang sehat.
Goncangan yang luar biasa di diri ini, selama penantian kesembuhan adik dari isolasi sejak 27 September sampai 3 Oktober 2020. Alhamdulillah paginya dinyatakan hasil tes swab sudah negatif dan diperbolehkan pulang . Terimakasih Ya Allah kau telah menyembuhkan adik dari sakitnya.
Dalam kurun waktu 14 hari ke depan belum diperboleh bergabung dengan anak –anak dan keluarga tapi dia tetap berdiam diri di rumah, karena semua anak -anak dipindahkan ke rumah Balai Baru.
Goncang
Menurut Efni sang adik yang positif itu, setelah dirinya dinyatakan positif Minggu pagi, perasaannya goncang tidak tahu harus berbuat apa. Namun, sebelum berangkat ke Puskesmas tempat bertugas seluruh anak –anak disuruh mandi dengan air hangat serta menyemprot ruangan yang ada di rumah itu secara mandiri.
Menurutnya, selama diisolasi sungguh merupakan tempat berdiam diri, merenung dan mendekati diri kepada Allah. Senyapnya malam membuat kesendiriannya sangat sangatlah sepi , tak memikirkan yang lainnya, kecuali baca ayat Alquran , shalat sunnah dan wajib, serta berzikir, karena dia benar- benar sendiri di kamar, bagaikan ‘terpenjara’ ketemu keluarga hanya lewat video call saja.