PULAU PUNJUNG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dharmasraya, mengingatkan proyek pengerjaan peningkatan jaringan irigasi Sungai Batanghari Paket I yang belokasi di wilayah Dharmasraya, bisa dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Kemudian kualitas, kuantitas dan estetika bangunan juga perlu diperhatikan.
” Banyak orang menggantungkan nasib di saluran irigasi tersebut, mulai dari petani sawah, pekerja non keahlian, pekerja dengan keahlian, penyuluh pertanian dan lain sebagainya, yang akan turut terdampak terjadi permasalahan atau keterlambatan dalam pengerjaannya,” ungkap Anggota DPRD Dharmasraya, Feriko Effendi kepada Topsatu.com, Selasa (23/3/2021).
Lanjutnya, setelah sempat tertunda pelaksanaannya akibat pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu, cukup mendatangkan permasalahan baru bagi para petani karena lahan mereka tidak bisa ditanami padi.
“Kondisi ini tentu saja merugikan petani. Jika para petani sawah mengganti jenis komoditas yang ditanam, sudah pasti bukanlah sesuatu yang mudah bagi mereka karena akan mengubah pola tanam serta perawatannya tentu akan membutuhkan waktu lagi dalam membiasakannya,” terangnya.
Lanju politisi muda ini, apabila pengerjaan proyek tersebut tidak sesuai target. Baik target waktu serta kualitas, kuantitas dan estetika bangunan, maka dikhawatirkan akan menimbulkan kerugian negara dan minim manfaat sesuai tujuan dan fungsi sebuah pembangunan dilaksanakan.
“Tetapi apabila dikerjakan sesuai rencana, maka dampak positif sangat luar biasa dan upaya menjadikan Kabupaten Dharmasraya sebagai lumbung pangan bisa diwujudkan,” terangnya.
Menurutnya, selaku pejabat publik yang dipilih langsung oleh masyarakat dan sesuai tugas pokok dan fungsi di kelembagaan legislatif. Sudah suatu keharusan pihaknya mengingatkan rekanan dan mengawasi jalan pembangunan.
“Kendati proyek tersebut tidak didanai oleh APBD Kabupaten Dharmasraya, namun dampak positif dan negatifnya masyarakat Dharmasraya yang merasakan, ” pungkasnya.
Terpisah pihak konsultan pengawas proyek pengerjaan peningkatan jaringan irigasi Sungai Batanghari, yang akrab dipanggil, Toguh menyebutkan, sebelumnya pengerjaan proyek tersebut sempat tertunda di tahun 2020 lantaran pandemi Covid-19. Kemudian dilanjutkan lagi tahun 2021 ini.