Supardi menegaskan tanggal 1 Oktober 1945 dijadikan sebagai titik tolak Hari Jadi Sumbar karena KNID-SB (Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Barat) pada 1 Oktober 1945 memutuskan untuk membentuk kembali keresidenan Sumatera Barat dan mengambil alih kekuasaan dari pendudukan Jepang.
Oleh sebab itulah, pada setiap tanggal 1 Oktober sebagai salah satu rangkaian peringatan hari jadi Sumatera Barat dilakukan Rapat Paripurna DPRD.
“Tanggal 1 Oktober 1945, merupakan Hari Jadi Provinsi Sumbar sebagai kesatuan masyarakat dan daerah dalam kerangka NKRI. Penetapan tanggal 1 Oktober 1945, tentu tidak mengurangi makna dan eksistensi daerah Sumbar yang telah ada jauh sebelum penetapan hari jadi tersebut,” katanya lagi.
Supardi memaparkan, sejarah perjalanan panjang Sumbar, baik sebelum maupun setelah ditetapkannya hari jadi, telah membawa daerah ini pada kondisi yang mengalami pasang surut. Banyak kemajuan-kemajuan yang telah di capai dalam peradaban kehidupan masyarakat. Namun tentu saja masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi bersama.
Dalam rapat paripurna tersebut Supardi juga menuturkan tentang kata-kata yang sempat disampaikan beberapa tokoh yang telah berkenan hadir pada peringatan hari jadi Sumbar pada tahun-tahun sebelumnua.
Salah satunya, sambuta Jusuf Kalla, Mantan Wakil Presiden Ri. Yakni tentang kekuatan Sumbar terletak pada Sumber Daya Manusianya. Sumbar bisa maju karena SDMnya. Dengan kata lain orang Minangkabau memakai otaknya, bukan otot.
“Tapi sekarang kemajuan itu sudah berubah, saat ini Sumbar tidak lagi menjadi gudangnya para intelektual, tingkat kemajuan ekonominya nya tidak sesuai dengan kemampuannya, hingga makin hilangnya ulama asal Sumbar yang berkiprah di kancah nasional,” ujar Supardi.
Lalu, ungkapan Buya Syafii Maarif yang mengatakan saat ini elit Sumbar sudah mengalami defisit. Hal ini ditandai dengan jumlah negarawan yang semakin berkurang berkiprah di tingkat nasional dan banyaknya politikus yang hanya mencari mata pencarian, bukan untuk membela penderitaan rakyat.
“Oleh sebab itu sekarang saatnya berbenah. Dari partai manapun asalnya, mari bersama bahu membahu dalam membangun daerah ini. Sumbar dengan PAD yang sangat terbatas, harus pandai-pandai memainkan kartu berhadapan dengan pemerintah pusat,” paparnya.
Kemudian, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, di Hari Jadi Sumbar ke-76 memaparkan dua faktor utama yang potensial untuk memajukan Sumbar, yakni sektor pertanian dan perikanan. Agro dan maritim adalah keunggulan masyarakat untuk menjadikan Sumatera Barat madani.
Terdapat 11 sektor kelautan yang bisa dikembangkan di Sumatera Barat. Perlu fokus pada empat sektor utama, yaitu perikanan budidaya, Perikanan tangkap, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan, serta bio teknologi kelautan. Salah satu sektor perikanan budidaya yang menjanjikan di Sumbar menurut Rokhmin adalah budidaya udang vaname.