PADANG – DR. H.Abdullah Ahmad, tokoh Pembaharu Pendidikan asal kota Padang, Minangkabau Sumatera Barat disepakati untuk di usulkan menjadi Pahlawan Nasional.
Kesepakatan secara langsung di ungkapkan oleh pakar pakar sejarah dan peserta seminar Nasional DR.H.Abdullah Ahmad Menuju Pahlawan Nasional (30/11) kemaren di Hospitality Center UNP.
Seminar yang diselenggarakan secara hibrid yaitu Diluar Jaringan (Daring) dan Luar Jaringan (Luring) dengan 100 orang peserta menghadirkan pembicara sejarawan Prof Dr. Taufik Abdullah dan Prof Dr Gusti Asnan. Dari pihak keluarga ikut berbicara Prof Dr. Syafrida Manuoto dan Guspardi Gaus, politisi anggota DPR RI.
Ketua panitia DR. Aisyah M.Pd dalam laporannya menyebutkan, peserta seminar sebanyak 100 orang, para sejarawan, alumni jurusan Sejarah, PGAI dan Adabiah, perwakilan Dinas Sosial Kab/Kota dan MGMP Sejarah .
Sejarawan Taufik Abdullah, secara virtual mengawali paparannya dengan menjelaskan Gerakan Kaum Muda di Sumatera Barat seperti Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi , H.Karim Amrullah (Haji Rasul), Zainuddin Labay, dan H. Abdullah Ahmad adalah bahagian dari Gerakan Kaum Muda .
“H.Abdullah Ahmad adalah salah seorang pembaharu yang berkontribusi besar dalam perjuangan kemajuan nasional. Apabila sejarah menulis tentang Sumatera Thawalib dan Paralel, maka H.Abdullah Ahmad tak bisa ditinggalkan ” katanya.
Kata kunci yang diutarakan oleh Taufik adalah, jasa jasa pendidikan H. Abdullah Ahmad adalah menghasilkan murid mùrid beliau langsung ataupun tak langsung yang ikut menghasilkan kemajuan bagi bangsa ini.
Sedangkan Gusti Asnan memaparkan, H.Abdullah Ahmad yang lahir tahun 1878 dari keluarga orang surau, ibu asa Bengkulu ayahnya H. Ahmad yang bersaudara dengan H.Abdul Halim, Syekh Gapuak, Imam masjid Gantiang.
“Beliau bukan saja ulama yang membawa pembaharuan dibidang pemikiran agama, tetapi Abdullah Ahmad juga pejuang pendidikan, seorang pedagang yang kaya, tapi juga seorang wartawan” kata Gusti .
Abdullah Ahmad masuk sekolah Belanda Tweede School Padang Panjang, usia 17 tahun naik Haji ke Mekah dan berguru kepada Syekh Ahmad Chatib ulama Minangkabau disana. Tahun 1899 ia kembali ke Minangkabau dan membawa gagasan baru dibidang pendidikan.
“DR. H. Abdullah Ahmad Pemikir Pendidikan Islam Modern (Menuju Pahlawan Nasional dari Minangkabau.
Mendirikan sekolah Adabiah tahun 1909 yang kemudian tahun 1915 menjadi Holandsh Inlandsche School Adabiah (HIS) yang berhasil menyangi pemerintah Belanda karena sekolah tersebut sangat membatasi kesempatan belajar bagi bangsa Indonesia. “Kiprah H. Abdullah Ahmad telah mempengaruhi kemajuan pendidikan bangsa Indonesia” kata Gusti.
Gusti Asnan juga memaparkan peranan H. Abdullah Ahmad dibidang politik dengan mendirikan Cabang Syarikat Islam (SI) di Padang dan dia juga aktif sebagai wartawan yang ikut mendirikan majalah Al munir.
Mewakili pihak keluarga Prof Dr. Syafrida Manuwoto, mengungkapkan kesaksian selalu cucu dari H.Abdullah Ahmad tentang kiprah H.Abdullah Ahmad. Kesaksian lain dari pakar IPB Bogor ini adalah bahwa H.Abdullah Ahmad mendirikan PGAI untuk menyatukan pertentangan pemikiran yang terjadi waktu itu.
Irwan Prayitno selaku Key note speaker dengan berpantun mengungkap kan kebesaran H. Abdullah Ahmad dan menyimpulkan bahwa tokoh besar itu layak jadi Pahlawan Nasional. ” Saya menyimpulkan dan yakin sekali bahwa Dr.H.Abdullah Ahmad pantas sekali menjadi Pahlawan Nasional” katanya.