“Segala data pendukung untuk bisa masuk PBI, sesuai saran dan anjuran Kadis Kesehatan Padang Pariaman, kita lakukan dengan sebaik mungkin. Bersama kita melayani masyarakat. Kita pasti bisa tingkatkan tanggap pelayanan dan derajat kesehatan masyarakat,” ujar Adek Candra.
Kepada bidan desa, Adek Candra juga telah menceritakan, anak yang bernama Aisyah, umur 3 tahun yang sebelumnya berdomisili di wilayah Sikabu dengan tempat tinggal yang kurang layak dari segi kesehatan.
“Anak Ini mengalami gangguan tumbuh kembang sejak bayi. Aisyah Ini telah dapat penanganan dari awal, dan telah dilakukan pemantauan rutin dan diberikan PMT serta dirujuk ke RS oleh petugas Puskesmas Sikabu, bahkan sudah menjalani beberapa kali terapi,” kata Adek sebagaina cerita ini di dapatnya dari bidan Ferawati.
Saat ini keluarga Aisyah pindah ke Nagari Aie Tajun, tepatnya di rumah nenek dari ayahnya. Semasa hamil, ibu Aisyah dikabarkan menderita TB paru dan sudah mendapatkan pengobatan paket. Saat umur dua bulan, Aisyah mengalami kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan pertambahan umurnya.
Lalu, mengalami nafas sesak serta sering demam tinggi. Di lakukan penanganan dengan rujukan ke RS, mendapatkan bantuan Baznas untuk biaya tambahan perawatan 2019 lalu, dan saran dokter harus diterapi secara rutin.
Saat dikunjungi Kadis Kesehatan dan rombongan, anak masih belum bisa jalan. BPJS mandiri sudah menunggak pula.
“Lewat fasilitasi walinagari untuk BPJS PBI, dan segera kita rujuk ke RS,” tambah Yutiardy Rivai.
Sementara, lewat sambungan telepon dengan Adek Candra, anak yang bernama Hafit Sandra meninggal dua, sehari setelah dikunjungi Kadis kesehatan dan rombongan.
“Tuhan berkehendak lain. Ternyata anak pasangan Alwis dan Reni Diana terlebih dahulu meninggal, sebelum penangan kita lakukan, sesuai saran Kadis kesehatan kemarin,” katanya. (damanhuri)