“Dengan Digital Hub, masyarakat bisa menjual hasil panen mereka secara online,” katanya.
Sebagai contoh, Mahyeldi menyebut kunjungannya ke Pariaman beberapa waktu lalu, di mana harga jengkol mencapai 40 ribu per kilogram, sementara di Solok Ambah hanya 15 ribu per kilogram. Ia berharap dengan adanya akses internet yang memadai, produk-produk lokal seperti jengkol dapat dipasarkan ke luar daerah dengan harga lebih tinggi.
“Dengan adanya Digital Hub, kita bisa berkomunikasi lancar dalam urusan bisnis, saling berdiskusi soal harga, dan memasarkan barang dengan lebih efisien. Pembeli pun bisa datang langsung untuk mendapatkan produk dengan harga yang lebih baik,” tutup Mahyeldi. (r)