LUBUK SIKAPING – Putaran ekonomi di Pasaman agaknya mulai lesu. Tampak nyata saat nilai tukar di beberapa pasar tradisional mengalami penurunan, karena sepi pengunjung.
Tidak terelakkan, hal ini diduga disebabkan minimnya proyek pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pasaman, sehingga beberapa masyarakat setempat yang berprofesi sebagai buruh tukang hingga buruh kasar lainnya banyak yang menganggur.
“Perhatikan saja, di Pasaman ini lebih banyak masyarakat yang berprofesi sebagai buruh. Tukang bangunan, tukang pasir hingga penambang batu. Kalau tak ada proyek pemerintah, ya begini jadinya. Pasar lengang, nilai tukar masyarakatpun menurun,” kata Rudi (42) salah seorang pedagang sembako di Pasar Lama Lubuk Sikaping, Minggu (26/8).
Kondisi ini diperparah saat berkebun yang menjadi pilihan lain masyarakat untuk mengasapi dapur juga tak cukup lagi menjanjikan.
“Sekarang musim hujan di Pasaman. Hasil ladang banyak yang tidak sesuai harapan. Coklat, pinang apalagi karet. Jangan ditanya, hasilnya pas-pasan menyambung kebutuhan hari ke hari,” lanjut, Ismail (37), salah seorang masyarakat Lubuk Sikaping.
Masyarakat berharap Pemkab Pasaman bergerak cepat mengatasi kondisi ekonomi masyarakat seperti ini. (can)