Angka 64 juta mewakili 99 persen dari total pelaku usaha nasional, mampu menyerap 117 juta tenaga kerja atau 97 persen dari serapan seluruh sektor usaha nasional. Bayangkan jika usaha ultra mikro berkembang lebih banyak lagi, tentu akan menjadi andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Porsinya bisa mencapai 61 persen dari struktur produk domestik bruto (PDB) nasional. Sementara pelaku usaha besar hanya menjadi pelengkap menjadi 100 persen.
Bangkitnya pelaku usaha ultra mikro, akan menjadi penopang perekonomian Indonesia. Sejak krisis 1998 sampai pandemi Covid-19, usaha ultra mikro kembali memperlihatkan sumbangsih terbesarnya untuk kebangkitan perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, sudah sangat selayaknya usaha ultra mikro diberikan dukungan modal yang membuat mereka menjadi lebih kuat lagi dan berkembang, sehingga serapan tenaga kerja menjadi lebih banyak.
Untunglah ada PT Pegadaian (Persero) yang telah mantap menyukseskan holding ultra mikro. Dikutip dari pegadaian.co.id, PT Pegadaian siap menyukseskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk memacu pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan, melalui integrasi ekosistem ultramikro (UMi)-UMKM yang melibatkan tiga entitas BUMN yakni BRI, Pegadaian, dan PNM.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Kuswiyoto mengatakan, melalui holding tiga BUMN ini akan mendorong Pegadaian untuk menjadi lebih siap dan kuat, dalam menghadapi tantangan lembaga keuangan di masa yang akan datang, baik dari sisi kompetisi maupun digitalisasi bisnis. Selain itu juga sangat bermanfaat dalam membantu pelaku usaha Umi-UMKM untuk maju dan berkembang.
“Pembentukan ekosistem ini bertujuan untuk memperkuat dukungan dan memberikan kemudahan bagi 63 juta pengusaha UMi-UMKM di Indonesia untuk dapat pulih dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi, dan berkesempatan untuk dapat mengembangkan bisnisnya dengan mendapatkan akses pendanaan yang lebih mudah,” ucap Kuswiyoto.
Saat ini masyarakat khususnya pelaku usaha UMi-UMKM menghadapi kesulitan dalam mengembangkan usaha baik dari sisi pendanaan, pengembangan maupun pemasaran sehingga memerlukan pendampingan.
Oleh karena itu, melalui integrasi ekosistem UMi-UMKM ini diharapkan berbagai masalah yang dihadapi dapat diberikan solusi secara berkesinambungan dalam satu atap untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi pelaku usaha UMi-UMKM maupun ketiga perusahaan BUMN.
“Ini menjadi momentum bagi Pegadaian untuk dapat terus tumbuh bersama masyarakat. Langkah ini sejalan dengan latar belakang pendirian perusahaan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi. Selain itu juga sesuai dengan visi Pegadaian, menjadi The Most Valuable Company di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat,” tambah Kuswiyoto.
Peran Pegadaian sebagai solusi dan sahabat masyarakat tetap konsisten dilakukan dengan menyediakan produk dan layanan yang mudah diakses dan biaya yang terjangkau. Holding BRI-Pegadaian-PNM bahkan semakin memperluas akses bagi pelaku bisnis UMi-UMKM karena ketiga entitas BUMN akan mengintegrasikan berbagai potensi yang dimiliki. Masing-masing BUMN akan melakukan kolaborasi bisnis secara optimal dalam rangka mewujudkan ekosistem UMi-UMKM yang kuat.
Holding tiga BUMN ini diharapkan mampu membangkitkan kembali gairah usaha Umi-UMKM Indonesia yang banyak bertumbangan karena Pandemi Covid-19. Hasil riset Asian Development Bank pada akhir 2020 lalu menyebutkan, sebanyak 48,6 persen UMKM di Indonesia terpaksa tutup usaha. Disebutkan lebih dari 52 persen pelaku UMKM kehabisan modal usaha.