Opini  

Eksistensi Laga-laga di Pariaman

Laga-laga merupakan pentas rakyat yang digunakan untuk kesenian tradisional yang ada di Minangkabau. Laga-laga digunakan untuk berbagai ajang kesenian misalnya silek, luambek, indang, randai, simarantang dan lainnya. Laga-laga biasanya terdiri atas ruangan terbuka yang mana diberi atap ijuak(atap dari daun kelapa) tetapi sekarang sudah ada juga laga-laga yang diberi atap seng. Laga-laga dibangun atas konsep sosial yang ada tengah masyarakat dan memiliki nilai dan peran penting bagi masyarakat Minangkabau. Peran laga-laga sangat krusial bagi kesenian tradisional yang ada di Minangkabau karena lahirnya dan tumbuhnya kesenian tradisional Minangkabau tentu berasal dari laga-laga.

Kenapa penulis menyoroti eksistensi laga-laga yang ada di Pariaman? Jawabannya karena di daerah Pariaman kesenian tradisional cukup banyak ditemukan, mulai dari silek, randai, luambek, simarantang, indang, gandang tambue dan lainnya. Keanekaragaman kesenian tradisional yang ada di Pariaman membuat Pariaman adalah wilayah yang memiliki kesenian tradisional yang khas. Maka hal ini ini tumbuh dan berkembang di Pariaman. Pariaman merupakan wilayah yang dulunya adalah gabungan dari wilayah administratif Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Kesenian tradisional serta logat bahasa dari Pariaman tentu sangat identik antar dua wilayah ini.

Di Pariaman Kesenian tradisional Minangkabau sangat diminati oleh anak muda. Contohnya saja silek, di Pariaman, silek sangat khas karena setiap Korong yang ada di Pariaman memiliki tempat latihan silek tersendiri. Biasanya silek dilatih oleh sanggar seni yang ada, tetapi di Pariaman tidak ada sanggar latihan silek tetap jalan karena sudah menjadi budaya dan tradisi yang sudah melekat di Pariaman. Banyak Kesenian tradisional seperti silek yang tidak memiliki tempat seperti laga-laga yang digunakan untuk latihan silek. Hal ini yang menjadi masalah menurut penulis, karena harusnya di setiap korong/ kampung di Pariaman memiliki tempat latihan silek yaitu laga-laga.

Laga-laga di Pariaman bukan tidak ada yang masih eksis di tengah masyarakat. Tetapi keberadaan laga-laga di Pariaman tidak banyak, karena keterbatasan-keterbatasan yang ada. Tidak semua Korong memiliki laga-laga di Pariaman tetapi setiap korong di Pariaman memiliki kesenian tradisional yang terus berkembang di tengah masyarakat. Karena hiburan yang ada di tengah masyarakat tentu adalah kesenian tradisi. Tradisi yang terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman tidak dibarengi dengan fasilitas yang lengkap di tengah masyarakat. Masalah seperti ini yang membuat salah satu menurunnya eksistensi kesenian tradisional yang ada di Pariaman.

Pariaman adalah daerah yang kaya dengan kesenian tradisional bahkan juga ada yang khas dan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Salah satunya adalah luambek yang tidak bisa kita temukan di daerah lain. Luambek berkembang di Pariaman dan berasal dari tempat tanah kelahiran penulis yaitu Tandikek Mudiak Padang yang masih eksis hingga saat ini. Luambek merupakan kesenian yang khas bahkan sudah diakui oleh dinas Kebudayaan Sumatera Barat karena di dalam luambek terdapat silek dan juga pengkajian batin yang diterapkan dalam kesenian luambek.

Di kecamatan penulis dilahirkan hanya ada dua laga-laga yang bisa dikatakan permanen untuk latihan kesenian tradisional. Masalah seperti ini yang menjadi keluhan di tengah masyarakat karena banyak dari anak muda di daerah Tandikek bisa melakukan Luambek, Silek, Gandang tasa dan lainnya tetapi tidak diwadahi. Wadah yang menjadi kesenian tradisional itu tumbuh tentu menjadi salah satu cara untuk mempertahankan eksistensi kesenian yang ada di daerah. Karena kalau tidak ada wadah yang baik dan tidak ada fasilitas yang baik kemungkinan kesenian tradisional lambat laun akan mengalami kepunahan.

Hal ini yang menjadi ketakutan-ketakutan bagi pemerintah karena kesenian tradisional yang khas biasanya dijadikan pemerintah sebagai nilai jual dari daerah tersebut. Pemerintah memiliki peran penting untuk melestarikan budaya serta kesenian tradisional yang ada di Pariaman. Laga-laga adalah salah satu wadah yang wajib ada di tengah masyarakat karena hidup dan mati nya kesenian tradisional di Pariaman tidak terlepas dengan adanya laga-laga. Laga-laga merupakan tempat yang sangat vital bagi eksistensi kesenian tradisional yang ada di Pariaman.

Untuk itu, penulis berharap kepada pemerintah di Pariaman baik itu pemerintah kabupaten maupun kota untuk memperjuangkan dan memperhatikan kesenian tradisional yang ada di daerah. Karena untuk menjual kesenian tradisional ke luar bahkan sampai nasional tentu difasilitasi tetapi tidak dengan dari akar rumput. Maksudnya setiap Nagari/desa di Pariaman harus memiliki laga-laga yang permanen karena kesenian tradisional akan tumbuh berbarengan dengan fasilitas yang ada. Keberhasilan kesenian tradisional tentu dimulai dari tempat kesenian itu ada, laga-laga adalah tempat yang wajib ada di setiap Nagari. Harapan penulis kedepan pemerintah daerah harus memperhatikan adanya laga-laga di setiap Nagari/daerah karena hiburan masyarakat di kampung adalah kesenian tradisional yang tidak bisa dipungut dengan biaya tiket masuk seperti acara lainnya.

Penulis Adalah Abdul Jamil Al Rasyid Lahir di Padang Pariaman, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas