Ekspor 11 ton Ikan Kerapu Masih Belum Cukup, Sumbar Tambah Lahan Perikanan

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Reti Wafda, melepas kerapu yang siap ekspor ke Hongkong. Ist

Selain berharap dukungan pemerintah pusat, Mahyeldi juga memandang pentingnya sinergitas antarkabupaten/kota untuk memaksimalkan potensi yang ada. Sehingga, nilai tukar nelayan di Sumbar dapat ditingkatkan lagi ke depannya.

“Untuk Nilai Tukar Petani (NTP) kita sudah di atas rata-rata nasional, itu termasuk di sektor pertanian, perikanan, dan termasuk juga kehutanan. Ini perlu kita dukung terus sehingga alokasi anggaran kita 10 persen untuk pertanian itu betul-betul berdampak positif,” ulasnya.

Sementara Kepala BKHIT Sumbar, Ibrahim mengatakan, ekspor ikan kerapu yang dilakukan hari ini merupakan jumlah yang cukup besar dari eskspor sebelumnya.

“Sebelumnya Sumbar juga telah melakukan ekspor ikan kerapu ini dengan nilai Rp2,4 miliar dengan tujuan juga ke Hongkong,” ungkapnya.

Ia juga yakin, dengan bertambahnya jaring apung di Sumbar, maka Sumbar bisa mencapai target ekspor sampai 20 ton. Dukungan dari Pemerintah sangat dibutuhkan, sehingga target bisa tercapai dengan gemilang.

Ekspor Ikan Indonesia

Dikutip dari CNBC Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat capaian ekspor produk perikanan RI sepanjang Semester I-2024 senilai US$2,71 miliar, yang mana angka itu masih berada di posisi 37,64% dari target ekspor Tahun 2024 senilai US$7,2 miliar.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo menyebut negara tujuan yang menjadi penyumbang terbesar capaian ekspor produk perikanan RI Semester I-2024 masih Amerika Serikat (AS), yakni 32,8% dari US$2,71 miliar atau senilai US$889,39 juta.

Namun ternyata, capaian nilai ekspor produk perikanan RI ke AS sepanjang Semester I-2024 mengalami penurunan 7,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Diketahui, turunnya ekspor produk perikanan AS ke RI karena perekonomian negeri paman Sam itu tengah lesu.

“Memang kita ketahui kondisi ekonomi global saat ini kan sedang naik turun, terutama di AS yang sedang mengalami penurunan. Dari sisi ini kami berusaha untuk antisipasi. Jadi kami melakukan upaya-upaya untuk memperluas pasar di kawasan baru atau kawasan yang belum tergarap selama ini. Itu di kawasan timur tengah dan di beberapa mungkin kita tingkatkan juga di Korea, Hongkong untuk komoditas tertentu,” kata Budi dalam Konferensi Pers Kinerja KKP Semester I-2024 di Jakarta, Jumat (26/7/2024).

Meski pasar AS tengah lesu, Budi tetap optimistis target ekspor produk perikanan Indonesia tahun 2024 yang senilai US$7,2 miliar bisa tercapai. Dengan cara, lanjutnya, menggarap pasar-pasar baru di Timur Tengah, memperkuat pasar di kawasan ASEAN, melakukan diplomasi dengan Uni Eropa agar semua produk perikanan RI mendapatkan tarif 0, sampai dengan meningkatkan akses pasar di dalam negeri.