“Jadi pasar yang sedang kami garap sekarang adalah timur tengah, dan kawasan ASEAN kami perkuat. Dengan Uni Eropa juga kami sedang melakukan diplomasi agar semua kode HS produk perikanan itu bisa dapat tarif 0. (Di mana) sekarang tinggal 15 kode HS yang belum selesai, masih pada tarif 24%. Kami sedang lakukan diplomasi ini. Upaya-upaya sudah kita lakukan, supaya produk kita bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” jelasnya.
“Selain ekspor, kami juga meningkatkan akses pasar di dalam negeri. Jadi kami juga mendorong kerjasama para pelaku usaha yang memiliki produk ikan itu kerjasama dengan perhotelan dan lain sebagainya. Ini upaya kta. Jadi selain keluar (negeri), ini juga bisa menjadi solusi bagaimana perdagangan ikan itu bisa berjalan,” imbuh dia.
Sehingga, dengan adanya upaya-upaya tersebut, ia meyakini target capaian ekspor produk perikanan RI Tahun 2024 bisa tercapai US$7,2 miliar. Meskipun saat ini jika dilihat secara angka masih terbilang jauh dari target, namun ia optimis target itu bisa dicapai.
“Dengan upaya-upaya itu semoga target di tahun 2024 bisa tercapai. Karena memang kalau dilihat dari angka sekarang baru US$2,71 miliar. Nah ini memang upaya kita begitu melihat kondisi perkembangan ekonomi di mana negara tujuan (lesu), kami berusaha untuk mendapatkan pasar baru. Semoga target itu bisa tercapai. (Kami) optimis,” pungkasnya.
Apa yang ditargetkan KKP akan tercapai dengan gemilang, jika semua pihak ikut terlibat untuk mewujudkannya. Apalagi dengan adanya transformasi penguatan daya saing kelautan dan perikanan, target ekspor optimis bisa dicapai. (*)