Oleh
Yunisma Wartawati Topsatu.com
PADANG-Bunyi peluit ketera api Minangkabau Ekpres jurusan Pulau Air-Bandara Internasional Minangkabau(BIM) melengking ke langit. Itu sebagai tanda kereta sudah akan berangkat. Seorang anak laki-laki keluar masuk mengintp dari mushala stasiun yang begitu bersih. Dia gelisah. Sebab ibunya
belum juga selesai menunaikan shalat Ashar. Sedangkan jadwal kereta api tepat pukul 16.00 WIB.
“Duh..bunda belum selesai shalat, nanti keretanya berangkat. Kita pasti ditinggal kereta nih,”
katanya berseloroh sambil berlari keluar masuk dari ruang mushala.
Kegelisahan anak berusia 6,5 tahun itu terlihat oleh sejumlah masinis dari kejauhan. Sang
masinis pun maklum dan memberi isyarat kepada rekan kerjanya, agar menunggu penumpang yang
sedang menunaikan ibadah.
“Ayo bunda…cepat nanti keretanya berangkat,” kata anak laki-laki yang kemudian diketahui
bernama Muhammad Fajri Yunal Ar Rasyid.
Dia pun membantu ibunya berkemas membawa barang-barang. Sedangkan sang ibu pun setengah berlari dengan mukena yang masih terpasang menuju kereta. Sampai akhirnya keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan tiga anak itu masuk dan duduk di kereta api Minangkabau Ekpres. Mereka disambut
dengan senyum ramah petugas kereta yang masih muda belia. Wajahnya enak dipandang meski tertutup
masker sebagai pelindung dari virus Covid-19.
“Selamat datang di kereta api Minangkabau Ekpres. Jangan lupa menggunakan masker, jaga jarak ya
buk,” katanya menyambut keluarga kecil tersebut, pada awal Juni 2021.
Dinginnya AC membuat suasana panas di langit Padang menjadi adem. Penumpang pun merasa nyaman di dalam kereta bercorak putih hijau tersebut.
“Bagus ya keretanya,” kata Fajri, merapikan maskernya yang turun ke dagu.
Dia mematut-matut gerbong demi gerbong kereta api yang penumpangnya tak banyak terisi. Kondisi
itu karena adanya pembatasan penumpang dari pihak PT. Kereta Api Indonesia, akibat dampak dari
wabah corona yang melanda dunia.
Pembatasan jumlah penumpang yang dilakukan PT. KAI membuat penumpang merasa aman dan nyaman melakukan perjalan wisata. Sebab wabah corona yang sudah berlangsung selama 1 tahun lebih,
membuat masyarakat bosan berdiam diri di rumah. Sebagian masyarakat memanfaat fasilitas kereta api, sekedar untuk jalan-jalan menghibur diri. Putar balik arah dengan menghabiskan waktu akhir pekan dengan naik kereta api.