Sebelum adanya jalan raya, “mutiara hitam” batubara dari Kota Sawahlunto diangkut menggunakan kereta api ke Pelabuhan Teluk Bayur untuk dibawa berlayar ke Negeri Belanda.
Adapun “Mak Itam”, kereta api dari dan ke Muaro Sijunjung berfungsi sebagai moda transportasi utama di zamannya.
“Kereta lewat dua kali setiap hari di Padang Sibusuk, terkadang jika ada kendala bisa menjadi dua kali seminggu dan terakhir lewat yaitu tahun 1974,” demikian diungkapkan Liswarti (56), anak mandor kereta api yang semasa kecil mendapatkan “Dendang Kureta” sebagai lantunan pengantar tidur dari sang ayah.
Saat ini, Stasiun Padang Sibusuk menjadi hunian masyarakat setempat dan dijaga serta dirawat dengan seadanya.
Beda Stasiun Padang Sibusuk, Kecamatan Kupitan, beda lagi Stasiun Tandjung Ampalu di Kecamatan Koto VII.
“Terakhir stasiun ini berfungsi, saat itu saya sudah mulai bekerja,” ungkap Sudirman (70) ditemui Kamis, 25 Juli 2024 di Stasiun Tandjung Ampalu.
Stasiun Tandjung Ampalu (+187), turut berkontribusi terhadap kehidupan demokrasi pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu, karena turut dijadikan TPS 01 Jorong Batu Gandang, Nagari Limo Koto.
“Jadikanlah acara kami ini, sebagai pengingat bagi kami akan kebesaran dan keagunganMu Yaa Allah,” demikian doa yang dibawakan Juprinaldi, SH., yang juga anggota BPN Padang Sibusuk sekaligus dai multi talenta saat pembukaan pagi tadi di Stasiun Padang Sibusuk. (rnl)