Ketiga, segala negosiasi dan kesepakatan yang tidak memberikan hak penuh kepada rakyat Palestina akan berakhir dengan kegagalan dan hanya akan menghasilkan lebih banyak permusuhan dan kebencian, akan mencegah pencapaian perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia.
Keputusan lainnya, peserta dari 40 negara tersebut juga menegaskan bahwa mereka berdiri bersama rakyat Palestina berjuang dengan segenap daya upaya menolak agresi Zionis Israel dan tindakan pelanggaran terhadap rakyat Palestina dan hak-hak mereka dan mereka menyerukan persatuan seluruh rakyat dunia, rakyat Palestina, dunia Arab, dan umat Islam dan membentuk front internasional untuk menghadapi agresi dan pelanggaran yang terus berulang ini.
Dalam Konferensi Ketiga tersebut, semua peserta bersepakat membentuk komite regional yang dibagi berdasarkan wilayah untuk memastikan perjuangan dunia membebaskan Palestina berjalan efektif, progresif dan membuahkan hasil yang terukur.
Konferensi Liga Parlemen juga memutuskan formasi baru Komite Sentral atau kepemimpinan organisasi global. Agar berjalan efektif dan mampu menyerap aspirasi umat Islam dan pegiat kemanusiaan di seluruh belahan dunia, maka Presiden Liga Parlemen Dunia untuk Al-Quds Syekh Hamid Abdullah al-Ahmar (Parlemen Yaman) dan Komite Sentral memilih dua Vice President yang akan membantu mengkoordinir gerakan solidaritas dan perjuangan parlemen dunia untuk Al-Quds.