RAKYAT kita di Sumbar, adalah rakyat yang bersahaja. Pintanya tak banyak. Begitu dulu, seperti itu juga sekarang.
“Saya berpindah dari satu titik ke titik yang lain, dari satu rumah ke rumah yang lain, siang dan malam. Ini, untuk mendengarkan langsung, apa sebenarnya yang diinginkan masyarakat dari gubernur yang akan dipilihnya,” kata Jenderal Fakhrizal.
Mendekatkan telinga ke bibir rakyat, menjemput harapan, sebenarnya tugas paling elementer seorang pemimpin. Itu benarlah yang sekarang jarang dilakukan. Aspirasi dicatat lewat Musrenbang, sehingga hampir-hampir tak bernyawa.
Ketika turun, saat berjumpa rakyat dalam bahasa apa adanya, ditemukan hal sederhana. Ini sebagai jawaban atas apa yang hendak dibangun. “Ternyata yang diminta rakyat itu tidak banyak, tidak tinggi-tinggi, hal sederhana saja dari tanggung jawab kehidupan, yakni jaminan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan semata, yang notabene sudah tertuang dalam visi dan misi Fakhrizal bersama Genius Umar.”
Di luar itu, jelas Fakhrizal, rakyat juga meminta gubernur yang adil, tidak berat sebelah, tidak hanya berguna bagi kelompoknya saja dan membangun daerah secara merata. “Bagi saya prabadi, apa yang diminta rakyat itu, sudah menjadi sikap dan karakter saya pribadi. Artinya sudah ada keserasian saya dengan rakyat tentang model gubernur yang diinginkannya. Insya Allah bisa dipenuhi, ” ujar Fakhrizal.
Selama berpuluh-puluh tahun, rakyat mengeluh akan nasib mereka. “Batuka bana gubernur awak ka co iko juo”. Itu artinya, pembangunan belum menyentuh hal paling mendasar. Untuk memperbaiki hal tersebutlah, rakyat mesti memilih pemimpin yang bisa mengerti bahasa rakyat.
Sementara Doktor Genius Umar membeberkan misi, visi dan program yang diusung bersama Fakhrizal.
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan masyarakat Sumbar, Fakhrizal-Genius Umar (FaGe) menyiapkan program pendidikan, ‘satu rumah satu sarjana’ bagi warga miskin dan itu dibiayai oleh pemerintah daerah.
Kemudian, anak-anak akan disekolahkan hingga perguruan tinggi seperti ke Politeknik sehingga tamat belajar bisa langsung memiliki keahlian dan bekerja. Sementara untuk SMA dan SMK yang menjadi kewenangan provinsi, FaGe berpikir subsidi untuk anak SMA dan SMK perlu dilakukan.
Selanjutnya agar Sumatera Barat berkembang dari segi infrastruktur, jalannya harus bagus. “Jalan antar kabupaten kota itu merupakan kewenangan provinsi, harus dibangun jalannya,” jelas Genius.
Selain itu, juga membangun sektor keagamaan seperti mengembangkan guru-guru agama di setiap desa atau nagari sehingga anak-anak mengaji atau kehidupan keagamaan jadi lebih aktif.
Sektor pariwisata juga menjadi konsen cukup serius bagi Paslon FaGe. “Kita telah mengembangkan wisata Pariaman supaya wisata Sumbar juga maju. Pariwisata dikembangkan secara terpadu di seluruh kabupaten kota,” ulasnya.