“Proses persiapan sudah sejak beberapa bulan lalu, dan sebelumnya kita juga adakan pra festival,” katanya.
Jefrinal menjelaskan, berbagai kegiatan telah dilakukan dalam rangka persiapan festival, seperti workshop, residensi, pameran, dan diskusi.
“Puncak acara Festival Maek akan digelar pada 17 sampai 20 Juli, yang akan diisi dengan pertunjukan, diskusi, dan lomba,” jelasnya.
Selain pertunjukan seni budaya, Festival Maek juga akan menggelar berbagai lomba, seperti lomba penulisan feature, lomba foto, dan lomba video reel Instagram, yang semuanya gratis.
Menampilkan Kolaborasi Seni dan Budaya
Salah satu pertunjukan yang menarik dalam Festival Maek adalah pertunjukan tari yang merupakan kolaborasi 20 pemuda-pemudi Maek dengan koreografer Jerman, Bianca Sere Pulungan. Pertunjukan ini akan mengangkat narasi-narasi sejarah dan budaya yang ada di Maek, terutama terkait menhir, dan akan dipentaskan di sekitar situs menhir.
Menjelajahi Kekayaan Budaya Maek
Maek memiliki situs purbakala menhir yang tersebar di beberapa jorong. Diperkirakan terdapat sekitar 1.200 menhir di Maek yang telah disahkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan. Situs menhir ini menjadi bukti kekayaan budaya dan sejarah Maek yang perlu dilestarikan.
Selain menhir, Maek juga memiliki situs geopark yang unik seperti Bukik Posuak, Bukik Pao Ruso, air terjun Sarosah Barasok, air terjun Sarosah Panawan, dan air terjun tujuh lenggek (7 tingkat). Bukik Posuak diklaim sebagai geopark alam yang unik dan hanya ada satu di Indonesia.
Festival Maek: Sebuah Langkah Penting untuk Melestarikan dan Memperkenalkan Budaya Maek
Festival Maek merupakan langkah penting untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Maek kepada masyarakat luas, baik domestik maupun internasional. Festival ini diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan untuk mengunjungi Maek dan mempelajari kekayaan budaya dan sejarahnya. (yk)