JAKARTA – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menegaskan bahwa penegakan hukum yang tegas dan humanis akan menghasilkan produk hukum yang sarat dengan unsur adil dan rasa keadilan, bagi pelaku maupun rakyat Indonesia. Sehingga, jalannya proses hukum tidak ‘gaduh’ agar stabilitas pembangunan nasional tetap terjaga.
“Penegakan hukum yang tegas dalam artian tanpa pandang bulu dan humanis, yang bermakna memenuhi setiap unsur atau nilai-nilai HAM, adalah kunci stabilitas pembangunan nasional,” tegas Firli melalui siaran pers resminya, Minggu (23/7/2023), terkait peringatan Hari Bhakti Adhyaksa ke-63 yang pada Sabtu kemarin, 22 Juli 2023.
Firli berharap, di usia lebih dari setengah abad, korps Adhyaksa semakin matang sebagai instrumen negara, dalam melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan tugas lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta mengawasi jalannya penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan di bidang hukum.
Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis), menurut Firli, memiliki peran sentral dalam setiap penegakan hukum di republik ini, mengingat hanya Kekaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke pengadilan atau tidak, berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Bukan hanya itu, Kejaksaan juga memiliki kewenangan yang diberikan negara sebagai pelaksana putusan pidana (Executive Ambtenaar), agar proses hukum sebuah kasus dapat benar-benar paripurna dituntaskan.
“Eksistensi serta dedikasi luar biasa segenap insan Adhyaksa dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai abdi negara, dapat kita rasakan dan lihat dari tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Kejaksaan Agung Republik Indonesia,” sebutnya lagi.
Mantan Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) ini juga percaya dan meyakini, setiap insan Adhyaksa yang bertugas di KPK memiliki ruh dan semangat Trapsila Adhyaksa, sehingga daya tempur luar biasa dari setiap jaksa-jaksa KPK. Semangat tersebut, dapat dirasakan dan lihat langsung dalam setiap tugas, salah satunya dalam setiap persidangan tindak pidana korupsi (Tipikor), dimana jaksa KPK senantiasa tangguh dan berani saat memperjuangkan keadilan dan rasa keadilan masyarakat, bangsa serta negara yang dirampok oleh koruptor.
“Saya sangat yakin, jiwa Satya (kesetiaan bersumber pada kejujuran), Adi (kesempurnaan dalam bertugas) dan Wicaksana (bijaksana) sebagai cerminan dari Trapsila Adhyaksa, senantiasa terpatri dalam hati sanubari setiap insan Adhyaksa di KPK,” kata Firli lagi.
Okeh karena Itu, lanjut Firli, semua tentunya percaya bahwa segenap abdi negara di korps Adhyaksa, memiliki integritas tinggi sehingga di manapun mereka ditempatkan dan bertugas, akan senantiasa menghunus ‘pedang keadilan’ dalam penegakan hukum yang tegas dan humanis mengawal pembangunan nasional. Sehingga, setiap produk hukum tentunya dapat memenuhi semua unsur adil dan rasa keadillan, baik bagi pelaku maupun rakyat Indonesia, sehingga tidak ‘gaduh’ agar stabilitas pembangunan nasional tetap terjaga.
“Sebagai Pimpinan dan mewakili segenap insan pemberantasan korupsi di KPK, kami mengucapkan syukur alhamdulillah, serta terimakasih sebesar-besarnya kepada Kejaksaan Agung Republik Indonesia, karena mengirimkan putera-puteri terbaik korps Adhyaksa, untuk menjadi bagian dari kami sejak awal KPK berdiri hingga saat ini,” pungkas Firli Bahuri. (Ery)