Melihat hal itu ia bersama menantu dan empat orang cucunya segera melakukan evakuasi ke masjid terdekat. Tak lama air, batu besar dan lumpur menerjang ladang, sawah warga dan rumahnya.
Ia mengaku tak mampu berbuat apa-apa selain menyaksikan bencana alam itu.
“Runtuh Gunung Sago nak, bunyi pesawat tanrakan terdengan, ayo lah lari kita ke tempat yang tinggi,” katanya mengulang kata-kata yang ia ucapkan saat itu.
Saat hendak ia menyelamatkan diri, ia lupa kalau rumahnya belum ia kunci. Setelah kembali dan mengunci rumah tubuhnya tiba-tiba layu dan hilang tenaga.
Melihat kondisi sang nenek, Niki Firnando (21) bergerak cepat mengambil gerobak dan menaikan sang nenek. Menggunakan gerobak itu ia sekuat tenaga mengevakuasi neneknya ke masjid terdekat.