Bahkan baru baru ini OAG Flightview sebuah lembaga pemeringkatkan OTP independent menempatan Garuda Indonesia sebagai salah satu dari 10 maskapai penerbangan global dengan capaian OTP terbaik di periode April 2018 dengan capaian sebesar 85.1 persen.
Peningkatan aspek kelancaran operasional terus dilakukan termasuk dengan menambah komposisi jumlah crew baik cabin maupun cockpit. Dari sisi safety, jumlah incident per 1000 departure terus menurun.
Dari sisi pelayanan pun Garuda Indonesia secara konsisten juga berhasil mempertahankan capaian status bintang 5 dari Skytrax yang diraih pada February 2018 lalu. Hal ini juga turut menjadi salah satu wujud komitmen manajemen dalam memberikan konsistensi kualitas layanan yang optimal kepada pengguna jasa.
Adapun dari sisi kinerja keuangan, meskipun telah terjadi depresiasi rupiah serta kenaikan harga avtur, potensi kerugian perusahaan berhasil ditekan hingga 36 persen dan EBITDAR margin membaik ke 23 persen dari sekitar 19 persen.
Garuda Indonesia juga berhasil menekan kerugian pada Kuartal I-2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.Pada Januari – Maret 2018 kerugian tercatat US$ 64,3 juta (Rp 868 miliar) atau turun 36 persen dibandingkan dengan Januari – Maret 2017 mencapai US$ 101,2 juta (Rp 1,36 triliun). (yuke)