PADANG – Memperingati hari ulang tahun (HUT) berdirinya Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau (Gebu Minang), pengurus Gebu Minang Sumbar menggelar seminar nasional sehari. Seminar tersebut mengangkat tema menangkal hoax dan ujaran kebencian.
Ketua Gebu Minang Sumbar, H Boy Lestari Dt Palindih mengatakan, di HUT ke 29 ini, dilaksanakan berbagai kegiatan diantaranya diadakan seminar sehari menangkal hoax dan ujaran kebencian.
“Musibah silih berganti terjadi di indonesia. Tentunya bagaimana kita dapat berserah diri kepada Allah. Sebab semuanya adalah ujian,” sebutnya.
Ia menyebutkan, sebentar lagi pemilihan umum calon legistatif dan calon presiden serta wakil presiden. Gebu Minang ingin memperlihatkan peranannya dalam memerangi hoax dan ujaran kebencian.
“Hoax dan ujaran kebencian harus dapat sama-sama dicegah. Sebab ini mengangkut keutuhan bangsa dan negara Indonesia, “jelasnya.
Untuk itu, Boy Lestari meminta elit politik untuk menahan diri dalam melaksanakan politik praktisnya. Sehingga tidak menjadikan agama untuk politik.
“Jangan ada adu domba lagi untuk kepentingan politik praktis,”sebutnya.
Rektor UBH, Azwar Ananda sebagai salah satu narasumber dalam seminar sehari ini menyebutkan, hoax adalah berita bohong yang dikemas seakan menjadi benar. Sementara ujaran kebencian adalah diksi yang keluar dari mulut seseorang. Dua hal ini harus dihindari.
“Apa yang diterima di media sosial perlu disaring. Sebab rekayasa teknologi dapat membuat informasi yang salah seperti benar,” ungkapnya.
Menurutnya, ujaran kebencian ini tidak ada gunanya. Apalagi sebagai bangsa yang majemuk rasa toleransi itu harus ditanamkan.
“Jika menerima informasi hoax di medsos, cerna dulu, tidak langsung dibagikan,” jelasnya.
Sementara, Dr Muhammad Zein dt Pamuncak, Ketua STAI Padang dari mata agama menyebutkan, ujaran kebencian, adu domba dilaknat, dan berbahaya, dan haram bagi orang muslim melakukan.
“Jika berita tidak benar itu kita turut menyebarkan, tentunya kita telah ikut berdosa. Begitu juga dengan ujaran kebencian yang sudah pasti ketidakbenaranya. Tentunya bagaimana kita bisa menanamkan dalam hati masing-masing agar tidak ikut dalam prilaku yang salah tersebut, ” pungkasnya. (yose)