SIMPANG AMPEK – Di balik duka yang merundung bumi mekar Tuah Basamo, Pasaman Barat ada hikmah yang datang. Seluruh mata se-sentaro Indonesia tertuju ke Pasaman Barat.
Duka 10.000-an korban gempa M6,1 dirasakan semua rakyat Indonesia. Tak sampai 12 jam setelah kejadian, relawan dan bantuan berdatangan. 36 jam setelah kejadian, bantuan datang melimpah ruah. Tanpa diminta, tanpa komando semua datang. Bahu membahu meringankan beban mereka yang dirundung duka.
Menteri yang tak pernah datang ke Pasbar sejak beberapa tahun ini, menginjak kaki di Nagari Kajai. Berjalan kaki dia, naik motor pula untuk sampai ke lokasi titik terdampak gempa.
Kepala BNPB, BMKG Kepala Staf Angkatan Darat TNI datang ke Pasaman Barat, melihat langsung para korban dan musibah yang terjadi. Padahal, seumur Pasaman Barat, pejabat pejabat penting itu tidak pernah datang.
Kedatangan mereka, tentu berdampak positif kedepannya. Mudah-mudahan recovery pasca gempa berjalan lancar. Sebab, mereka yang pengambil keputusan sudah melihat langsung kondisi yang terjadi, tidak hanya menerima laporan dari bawahan.
Tiga hari gempa dahsyat itu berlalu, sekarang masih dirasakan gempa susulan. Bantuan terus mengalir. Tokoh agama Ketua Umum PBNU juga datang memberikan simpatinya kepada korban.
Jalan raya Simpang Empat-Manggopoh ramai lalu lalang kendaraan. Hampir tiap satu menit sirine Patwal memecah kesunyian. Mereka mengawal pejabat yang datang, juga mengawal bantuan yang akan didistribusikan.
Pasaman Barat seolah jadi magnet. Semua bergandengan tangan, menatap duka yang dirasakan para korban. Siapa yang tahu dulu, jika di Pasbar ada nama kampungnya Kajai, Simpang Tigo Abu apalagi Tinggam Kajai. Kini mata dan kaki melangkah ke sana.
Kendati dalam selimut duka, ada hikmah dari semuanya. Kini, orang orang penting pengambil kebijakan sudah datang, tinggal kepiawaian Pemerintah daerah lagi, untuk melobi mereka, agar Pasaman Barat cepat pulih. Rumah yang runtuh tegak kembali, trauma para korban hilang dan ekonomi bergerak kembali. Semoga gempa berhenti, Gunung Talamau dan Gunung Pasaman tetap tegak kokoh menjadi ikon kabupaten ini. (Andika)