GAZA – Warga Jalur Gaza, Palestina, bersuka cita atas kesepakatan gencatan senjata yang dicapai dengan Israel melalui mediasi Mesir. Mereka membanjiri jalan-jalan di Jalur Gaza untuk merayakan pencapaian ini. Selama 11 hari mereka hidup dalam kekhawatiran akan menjadi target serangan udara pasukan Zionis.
Namun terlepas dari itu, perlawanan terhadap Israel mampu memberikan dampak signifikan bagi Zionis yang secara kekuatan berada di atas angin. Pengeras suara di masjid-masjid merayakan gencatan senjata yang dianggap sebagai kemenangan dalam pertempuran ‘Pedang Yerusalem’ atas tentara Israel.
Hamas menyebut perang selama 11 hari melawan Israel sebagai pencapaian yang luar biasa. Dengan persenjataan seadaanya mereka bisa memberi pelajaran berarti kepada musuh yang memiliki militer dan ekonomi jauh lebih kuat. Jalur Gaza diblokade Israel sejak 2007 yang membuat perekonomian wilayah berpenduduk sekitar 2 juta jiwa itu terpuruk.
Juru Bicara Hamas Abu Ubaida mengatakan, kelompoknya berhasil mempermalukan Israel dalam serangan sejak 10 Mei.
“Dengan pertolongan Allah, kami berhasil mempermalukan musuh, entitas yang rapuh, dan tentaranya yang buas,” ujarnya. Warga Israel juga merespons gencatan senjata ini dengan rasa senang, namun mereka tetap diliputi kekhawatiran.
“Bagus konflik akan berakhir, tapi saya merasa kita tidak punya banyak waktu sebelum eskalasi berikutnya,” kata Eiv Izyaev (30), seorang pekerja teknologi informasi yang tinggal di Tel Aviv. (inews)