GGF Buktikan Sampah Bisa Jadi Sumber Daya Baru Bagi Perusahaan

Manajemen zero waste di GGF. (ist)

GGF adalah corporate brand yang dibangun Grup Gunung Sewu Kencana untuk menguatkan sejumlah anak perusahaan yang bergerak di bidang pangan, terutama buah segar, jeruk peras, nanas kaleng, pertanian dan peternakan. Produk-produk buah segarnya seratus persen dihasilkan dari perkebunan dalam negeri yang berada di Lampung dan Blitar, Jawa Barat.

Perusahaan yang tergabung di GGF di antaranya PT Great Giant Pineapple, PT Great Giant Livestock, PT Sewu Segar Nusantara, processed pineapple, GGF International, Badak Lampung FC, Nusantara Segar Abadi, Rejuve, UJA (bidang tapioka), Bromelaine Enzyme dan Setia Kary Transport.

Menurut Head of Product Management and Marketing PT Sewu Segar Nusantara, Luthfiany Azwawie, GGF merupakan fasilitas produksi yang terintegrasi antara kebun dan pabrik serta berkonsep ramah lingkungan. Proses menanam, memupuk, panen, washing, mengemas dan distribusi dilakukan dalam satu usaha. Yang terpenting, perusahaan yang akan ekspansi ke Sumatera Utara, Aceh dan Bali itu, menerapkan sustainability integrated farming model untuk melindungi lingkungan. Dalam proses produksinya, tak ada satupun sampah yang terbuang.

“Apa yang kita ambil dari alam, dikembalikan ke alam,” katanya.

Great World menjadi salah satu visi perusahaan, di samping Great Lives dan Great People. Tujuannya, untuk menjaga keberlangsungan, menjaga unsur hara tanah dan persediaan air, mengurangi karbon dan mengintegrasikan manajemen sampah.

Dengan konsep sustainability (keberlanjutan) dan bebas bahan kimia, GGF menjadi satu-satunya pemegang sertifikat Global A.P di Indonesia. Berkat itu, produk-produk buah segar GGF bisa tembus ke supermarket-supermarket di Jepang, Kanada, China, dan lebih dari 60 negara di dunia. Sedangkan di dalam negeri, distribusi mencakup 133 kota dan sembilan cabang yang tersebar di Lampung, Tangerang, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Bali, Balikpapan dan Makassar.

Sirkular Ekonomi dan Penerapan Zero Waste di GGF

Direktur Korporasi GGF, Welly Soegiono dalam webinar tersebut menyatakan, GGF ingin menjadi sebuah perusahaan yang zero waste dengan pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan. Apa yang dihasilkan, baik produk maupun sisa, tak ada yang terbuang cuma-cuma. Semuanya digunakan sebagai sumber daya sehingga menjadi renewable resources atau sumber daya yang dapat diperbarui.

Pernyataan Welly dikuatkan oleh Arif Fatullah, Senior Manager Sustainability GGF. Menurut Arif, sudah menjadi komitmen perusahaan untuk menyediakan produk yang berkualitas dan menyehatkan masyarakat. Karena itu, produk diproses dengan proses yang ramah lingkungan dan mengedepankan prinsip-prinsip berkelanjutan.

GGF menurutnya sudah mengadopsi model ekonomi sirkular sejak awal. Dalam penerapannya, antara lain dari kebun, ada pisang, nanas, jambu, singkong, dan lain-lain, namun itu tak hanya berhenti pada produk segar. Sebagai contoh, pada nanas, mahkotanya dipakai untuk bibit, pohon, kulit dan lain-lain diolah jadi pakan ternak, buahnya masuk ke pabrik, batangnya diproses untuk bromelaine enzyme yang bisa dijual, daun dicincang untuk jadi biomass. Di pabrik pun ada produk turunan, yakni nanas yang nempel di kulit dijadikan jus, nanas slicer menjadi cocktail, dan kulitnya menjadi pakan sapi.

Begitu juga pada tanaman singkong. Ada yang digunakan untuk tapioka dan limbahnya berupa potongan singkong yang tak terpakai balik ke peternakan.