Oleh Titi
Beberapa anak muda terlihat sibuk menyusun boks-boks berisi masker. Ada pula yang sedang menyiapkan sejumlah spanduk edukasi terkait Covid-19. Begitulah akltivitas mereka yang tergabung dalam organisasi bernama Gugah Nurani Indonesia (GNI) Padang dalam beberapa waktu terakhir.
Organisasi yang awalnya bergerak pada bidang pemenuhan hak anak dan pemberdayaan masyarakat, kini, di masa pandemi mereka ikut serta membantu penanganan Covid-19.
Sejak Covid-19 mulai merebak di kawasan Sumatera Barat, sejak itu pula organisasi ini mulai bergerak melakukan edukasi dan memberikan bantuan kepada warga. Langkah awal yang dilakukan organisasi ini adalah dengan memasang sejumlah spanduk di tempat-tempat strategis. Spanduk yang berisikan informasi tentang Covid-19 serta tata cara protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebarannya.
“Ada delapan lokasi waktu itu yang kami pasangi spanduk edukasi Covid-19. Di Puskesmas Lubuk Buaya, Puskesmas Pembantu Pasie Nan Tigo dan ada juga di kawasan pemukiman penduduk. Karena ketika awal Corona merebak, tentu masyarakat harus tahu dulu informasi terkait penanganan dan bagaimana protokol kesehatannya agar tidak tertular,” kata Program Manager GNI Padang, Rina Wati, Minggu (25/10).
Kemudian, bantuan pun berlanjut kepada anak dukungan GNI yang keluarganya terdampak Covid-19. Ada yang orangtuanya kena PHK, ada pula yang ekonominya jatuh gara-gara Corona. GNI pun waktu itu memberi bantuan berupa kebutuhan pokok kepada keluarga tersebut.
Ketika Covid-19 kian merebak, organisasi ini pun mulai turun tangan memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke puskesmas, salah satunya Puskesmas Lubuk Buaya, Koto Tangah. Sudah tiga tahap GNI menyerahkan bantuan untuk puskesmas ini.
Totalnya sudah ada 150 boks masker medis yang disumbangkan untuk digunakan oleh petugas kesehatan dan juga masyarakat yang berobat.
Anak dukungan GNI pun tetap menjadi perhatian untuk diberikan bantuan untuk menunjang penerapan protokol kesehatan. Anak-anak yang berada di Kelurahan Pasie Nan Tigo itu diberikan masker, sabun cuci tangan, hingga hand sanitizer. “Totalnya sudah ada sekitar 1.900 masker yang kami bagikan,” katanya.
Tak ketinggalan, sekolah-sekolah di kawasan Pasie Nan Tigo juga menjadi sasaran pemberian bantuan oleh organisasi yang terbentuk 2011 lalu ini. Sebanyak 3 SD (SD 23, SD 06 dan SD 31) dan 1 SMP (SMP 31) mendapatkan bantuan berupa masker, sabun, hand sanitizer dan spanduk edukasi. “Karena murid masih libur, kami serahkan bantuan tersebut ke pihak sekolah. Setiap anak masing-masing mendapat dua masker,” katanya.
Selain masker, bantuan berupa sarana pencuci tangan juga diserahkan GNI ke beberapa tempat pada awal Agustus lalu. Seperti di Masjid Baiturrahman Perumahan Palapa, Mushalla Darussalam dan Paud Jambak Beach. Alat yang disediakan berupa tangki air, dudukan besi, kran sekaligus sabun cuci tangan.
Tak sampai disitu, GNI juga mengajak ibu-ibu pengrajin daur ulang di kawasan Pasie Nan Tigo untuk memproduksi masker. Totalnya mencapai 30 ribu masker yang nantinya akan dibeli dari ibu-ibu itu, lalu selain dibagikan untuk warga Padang, juga didistribusikan ke cabang-cabang GNI se-Indonesia.
“Ini salah satu upaya pemberdayaan ekonomi juga yang kami lakukan. Apalagi ibu-ibu pengrajin daur ulang ini juga sangat merasakan dampak Covid-19. Beberapa diantara mereka malah tidak ada penjualan sama sekali selama pandemi ini,” katanya.
Saat ini GNI Padang beranggotakan 11 anak muda. Ada empat orang staf, satu staf pendukung dan enam orang relawan. Kedepannya, selain memberikan bantuan APD, pihaknya juga berencana melakukan pelatihan-pelatihan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Seperti yang telah digelar beberapa waktu lalu, GNI menggelar pelatihan merajut masker. Selanjutnya direncanakan juga akan ada pelatihan kebun pangan untuk 30 keluarga di kawasan Pasie Nan Tigo. “Pelatihan pengembangan ekonomi ini jadi program kita kedepannya,” pungkas Rina. (*)