BATUSANGKAR – Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah bersama Mr. Kim Kwan-Young Governor of Jeollabuk-do Province of the Republic of Korea menandatangi Letter of Intent (LoI) di halaman Istano Basa Pagaruyung, Jumat (17/2).
Tentang Lol itu, Gubernur Mahyeldi Ansharullah mengatakan Provinsi Jeollabuk-do yang kaya budaya, sejarah dan sumber daya alam luar biasa itu memiliki banyak kesamaan dengan Sumatera Barat, seperti berhadapan langsung dengan laut lepas, Jeollabuk-do sebelah baratnya Laut Kuning dan Sumatera Barat berhadapan dengan Samudera Hindia.
“Kita sama-sama daerah penghasil padi, sepertiga wilayah Jeollabuk-do merupakan dataran Honam dikenal lumbung padi terbesar di Korea Selatan, sama halnya dengan Sumatera Barat salah satu penghasil padi terbesar di Pulau Sumatera dengan produksi padi mencapai 1,43 juta ton pada tahun 2022 lalu,” ucapnya.
Mahyeldi juga menyebut Jeollabuk-do ditetapkan UNESCO sebagai salah satu Kota Gastronomi dunia, dan di Sumatera Barat masakan rendang salah satu makanan didapuk sebagai one of the word’s must try delicacies.
“Banyak kesamaan karakteristik kedua daerah, dan itu juga menjadi salah satu dasar untuk bekerja sama yang akan berkontribusi positif pada banyak sektor, seperti pembangunan, perdagangan, pertanian, investasi, pariwisata, budaya, pendidikan dan lainnya secara resiprokal atau timbal balik,” ujarnya.
Sementara, Governor of Jeollabuk Mr.Kim Kwan Young menyampaikan jika hubungan Korea Selatan dengan Indonesia sudah memasuki tahun ke-50 tahun, dan satu-satunya negara partnership khusus dikawasan Asia Tenggara.
“Hubungan kedua negara cukup baik dan sudah berjalan lama, namun hubungan antar daerahnya yang masih kurang yang ada hanya hubungan antara Pemkab pada daerah, yang terkenal saja seperti pemerintah pusat,” sebutnya dalam bahasa Korea yang diterjemahkan oleh translator.
Namun, katanya, saat dilakukan kerjasama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Jeollabuk-do di halaman Istano Basa Pagaruyung sebagai momentum bersejarah.
Ia ingin bahasa Korea dipakai masyarakat Sumatera Barat sehingga akses untuk belajar terbuka dimana produk-produk korea yang diinginkan masyarakat akan lebih mudah didapatkan.
Sementara, Bupati Eka Putra selaku tuan rumah penyelenggara menyampaikan terimaasih pada Pemprov Sumbar dan pemerintah Jeollabuk-do yang telah mempercayakan Pemkab Tanah Datar selaku tuan rumah tempat penanda tangan LoI tersebut.
“Istano Basa Pagaruyung adalah lambang kebesaran dan pemersatu bagi masyarakat di Minangkabau dan menjadi destinasi unggulan sehingga ada istilah belum ke Sumatera Barat jika belum ke Istano Basa Pagaruyung. Sudah tepat kiranya penanda tanganan LoI ini disininmengingat bangunan ini juga sebagai bangunan bersejarah,“ ucanya.
Bupati menyebut Tanah Datar yang dikelilingi empat gunung ini gunung Marapi, Singgalang, Tandikek dan Sago ini memiliki 1/3 danau Singkarak dan 200 destinasi wisata.
Terkait penandatanganan kerjasama sister-province ini, Pemkab Tanah Datar juga meminta pada Pemprov Sumbar dan Provinsi Jeollabuk-de untuk melakukan kerjasama dengan Pemkab Tanah Datar dibidang kebudayaan dan pariwisata.
Saat itu juga diikuti, Dir. Kerjasama Luar/Eksternal Provinsi Jeollabuk-do Mr. Song Ju Sub, Tenaga Akhli/Penasehat untuk Kerjasama Internasional Prov. Jeollabuk-do Mrs. Kim Eje, Plh. Kepala Pusat Fasilitasi Kerjasama Kemendagri RI Dr.Ir. Bachril Bakri. M. App, Sc, Wabup Padang Pariaman, kepala OPD Pemprov dan kepala OPD Pemkab. (ydi)