“Di sinilah banyak yang tidak terekspos ke permukaan. Beliau rajin ke lapangan, temui masyarakat. Enak diajak bicara. Meski wawasan dan pengetahuan tinggi, karena pernah menjadi dosen di IAIN (kini UIN) Imam Bonjol, tapi beliau tidak menonjolkan itu. Beliau biasa-biasa saja dan penuh kekeluargaan. Inilah nilai plus yang menuai simpati dan empati masyarakat,” kata In, seorang tim sukses Guspardi.
Tokoh senior Muhammadiyah ini, sebetulnya pernah mencoba bertarung untuk DPR melalui kendaraan PPP (sebelum bergabung ke PAN pada 2011) pada 2009, setelah 10 tahun sebelumnnya menjadi anggota DPRD Sumbar. Tapi ketika itu, yang lolos ke Senayan adalah M. Iqbal (anak Bachtiar Chamsyah).
Padahal setiap Bachtiar Chamsyah yang ketika itu juga Menteri Sosial ke Sumbar dan road show ke berbagai daerah, terutama Agam dan Dapil II Sumbar umumnya, Guspardi selalu mendampingi Bachtiar Chamsyah. Bisa saja Guspardi mencari alasan sehingga tidak bisa mendampingi sang menteri, tapi Guspardi tak mau. Tetap mendampingi sang petinggi DPP PPP itu meski di sisi lain yang dihalo-halokan sang menteri itu adalah M. Iqbal.
Begitulah Guspardi. Dia lebih mengedepankan amanah yang diberikan kepadanya. Ditugasi partai mendampingi pengurus teras DPP PPP, ya, dilaksanakan secara maksimal. Pantangan bagi Guspardi, kalau amanah atau kepercayaan yang diberikan dilaksanakan ala kadarnya apalagi disia-siakan. Sebab, Guspardi kecil dididik oleh orangtua (alm) H. Gaus, untuk tekun gigih dan wajib memaksimalkan kepercayaan yang diberikan oleh siapapun.
Wajar jika di banyak organisasi mulai Muhammadiyah, ICMI , Kadin, Hippi (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia), Apepi (Asosiasi Pengusaha Emas Permata Indonesia) , dan lainnya, nama owner Citra Swalayan ini selalu ada. Kenapa? Ya itu tadi, setiap diberi amanah dan tanggung jawab, Guspardi selalu melakoni dengan baik. Semoga di Senayan nanti, juga demikian. (pendi)