Padang  

Hadiri Tradisi Bukak Kapalo Banda, Fadly Amran : Kota Padang Harus Pertahankan Keunikan Budaya

PADANG – Tradisi Bukak Kapalo Banda yang telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Padang Sarai kembali digelar dengan semarak di Tampat Taman. Acara ini dihadiri oleh bakal calon Walikota Padang, Fadly Amran, yang menyampaikan kebanggaannya atas kelanjutan tradisi tersebut.

Dalam sambutannya, Fadly Amran menyatakan kebahagiaannya bisa hadir dan diterima di tengah-tengah masyarakat Padang Sarai.

“Tentu kita sangat berbangga tradisi Bukak Kapalo Banda masih dilanjutkan oleh masyarakat Padang Sarai, dan tentunya kami bahagia diterima dan diundang untuk bersama-sama menyaksikan, berdoa, memeriahkan, serta berbagi kebahagiaan. Kita berharap ekonomi masyarakat dan silaturahmi tetap terjaga,” ujarnya.

Fadly menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendorong dan melestarikan tradisi seperti ini.

“Event-event seperti ini perlu menjadi perhatian dari pemerintah. Tradisi ini menjaga tali silaturahmi dan kesejahteraan masyarakat melalui usaha dan doa. Tradisi ini patut diperlihatkan kepada banyak orang, menunjukkan bahwa kita sebagai masyarakat Minangkabau harus mempertahankan nilai-nilai dan kebiasaan kita,” tambahnya.

Fadly juga menyebutkan bahwa pelestarian budaya seperti Bukak Kapalo Banda dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mempelajari budaya Minangkabau.

“Kota Padang sebagai tujuan wisata harus mempertahankan keunikan budayanya. Tradisi ini menjadi pembelajaran bagi wisatawan yang ingin mempelajari Minangkabau secara utuh,” jelasnya.

Iraguci (Aciak), Wakil Ketua LPM Kelurahan Padang Sarai, menyampaikan bahwa undangan kepada Fadly Amran datang dari amanat Niniak Mamak suku nan 10.

“Saya mendapatkan amanat dari Ninik mamak Suku nan 10 untuk mengundang Pak Fadly Amran. Karena ada COVID, tradisi ini tertunda selama 4 tahun dan sekarang kami pulihkan lagi. Mudah-mudahan tradisi ini berlanjut untuk anak cucu selanjutnya,” katanya.

Iraguci juga menjelaskan bahwa meskipun tradisi ini telah dipulihkan, masih ada perencanaan yang belum terrealisasikan oleh masyarakat setempat.

“Mungkin nanti kami rapat lagi antara Niniak Mamak, Cadiak Pandai, dan Ulama di Padang Sarai untuk melanjutkan program yang ada di sini. Pesan saya, jangan sampai kita bercerai. Kita sebagai LPM harus menyatukan dan membudayakan masyarakat, mencari solusi bersama-sama,” tambahnya.

Acara Bukak Kapalo Banda ini tidak hanya menjadi momen penting untuk pelestarian budaya, tetapi juga ajang mempererat silaturahmi mamak dan kemanakan suku nan 10 serta membangun harapan baru bagi masyarakat Padang Sarai. Fadly Amran berharapan agar tradisi ini terus berlanjut dan membawa manfaat bagi generasi mendatang. (*)