Selanjutnya, Kasimo Ketua kelompok Tani Sumber Rejeki mengatakan bersyukur ada yang menggenjot harga Rp.6000 dan saat ini harga sudah tembus di Rp. 6.200 di pengumpul. Harapannya penyeimbang di Prosesor Kopi Rakyat menggenjot harga lagi bisa lah buat tambah beli pupuk kopi dan tambahan biaya anak sekolah yang sebentar lagi udah mulai lagi minta jajan dan seragam sekolah karena masuk tahun ajaran baru.
Aziz Ketua KPA Winalsa mengatakan sampai hari ini Rumah Prosesor Kopi Rakyat sudah mengumpulkan 6 ton ceri kopi arabika dari petani dalam dua kali kuota pembelian. Terhitung sejak tanggal 15 Juni 2020 Rumah Prosesor Kopi Rakyat sudah membeli ceri kopi arabika dengan harga Rp. 7000/kg.
Aziz menuturkan setelah ceri kopi yang dibeli dari petani diolah menjadi green bean dan dijual, nantinya Rumah Prosesor Kopi Rakyat akan mengembalikan keuntungan sebesar Rp. 1000/kg kepada petani yang sudah menjual kopinya ke Rumah Prosesor kopi Rakyat.
Wira Yunita Kepala Departemen Program Walhi Sumbar menyampaikan apresiasi kepada prosesor kopi di Solok Selatan yang sudah membeli ceri kopi petani dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya. Tujuan awal pendirian rumah prosesor kopi rakyat untuk menjawab keluh kesah petani kopi di Solok Selatan mulai terjawab dengan perlahan.
Selanjutnya dalam waktu dekat Walhi akan segera menginisiasi pembentukan koperasi rakyat. Harapannya nanti setelah ada koperasi harga kopi di Solok Selatan stabil baik pada masa panen raya maupun tidak. Selain itu kita juga meminta Pemerintah Kabupaten Solok Selatan untuk memperhatikan petani kopi yang ada di daerah tersebut mengingat Solok selatan merupakan salah satu sentra kopi di Sumatera Barat. (yose)