SAWAHLUNTO – Harga karet turun di bawah harga Rp9.700 per kilogram setelah bertahan di kisaran Rp11.000 hingga Rp12.000 perkilogram. Semula harga jual karet petani di tingkat pengusaha pengolahan sempat bertahan dilevel Rp17.000 perkilogram.
“Saat ini karet sudah Rp9.700 per kilogram di pabrik di bawah harga normal kisaran Rp15.000 per kilogram, namun kita tetap memantau pergerakan harga pasaran, “kata Ketua Asosiasi Karet Sawahlunto Hasan Nurais, Selasa (24/7).
Ia mengatakan, meski harga terus bergerak turun, tetapi petani melalui asosiasi telah lebih dahulu menjual harga karet saat masih Rp14.000 perkilo di pabrik. Semua itu berkat pantauan informasi harga yang diperoleh dari pabrik.
“Memperoleh informasi harga karet akan terus turun, asosiasi menggenjot petani agar mengejar produksi sebelum terlanjur turun,” ujar Hasan Nurais.
Soalnya, harga bisa saja berubah. Kalau harga sedang turun dan petani tidak tahu dan terlanjur menjual, akibatnya terjual murah. Kalau informasi harga jatuh diketahui segera, maka asosiasi bisa mengambil langkah menyelematkan karet petani. Saat ini petani tak lagi manakiak karet dari batang dan menunggu harga membaik.
Contohnya, sebut Hasan Nurais, ketika harga anjlok, asosiasi membeli karet agar petani tidak rugi. Asosiasi memilih menyimpan karet hasil panen di gudang. Di saat harga karet sudah naik, dijual lagi ke pabrik seperti yang sering dilakukan selama ini.
“Mudah-mudahan saja, harga karet dapat naik lagi di atas di level Rp15.000 per kilo, “ujarnya Hasan Nuaris. (cong)