H. Basril Djabar
Singgalang sekali lagi menjadi saksi atas pergantian kekuasaan, dari presiden sampai gubernur, bupati dan walikota. Pada 18 Desember 2024 ini, usia surat kabar kita ini mencapai 56 tahun. Selama itu pula kami jadi saksi atas hampir semua peristiwa politik, demokrasi dan kekuasaan.
Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 stagnan di angka 5 persen. Sementara itu, UMR naik lebih besar, deflasi sekarang sedang terjadi, terutama untuk beras. Diperkirakan tahun baru akan inflasi karena daya beli. Beberapa jenis pajak naik, makan bergizi di sekolah dimulai, hutang UMKN nelayan dan petani dihapuskan, yang membesarkan hati, sekaligus menciutkan hati dunia perbankan.
Ini menjadi sajian pers sekaligus menanti perkembangannya. Ada harapan besar pada Presiden Prabowo, asal saja ia tidak tergelincir pada retorika. Posisi pers dan tentunya Singgalang sebagai “anjing penjaga” (watchdog), mesti diakui selama ini, tidak berjalan maksimal. Ini yang menyebabkan pers dikritik. Di tengah situasi semacam itulah, masyarakat pers terus berbenah diri. Mereka membuat kesepakatan,” pers berkualitas. “
Singgalang mengambil peran untuk itu. Dari sisi itulah redaksi memandang bagaimana mengelola isu, terutama untuk Sumatera Barat. Tantangan daerah kita ke depan semakin berat, akan jadi ringan jika semua kepala daerah membentuk konfigurasi yang indah. Tidak bacakak satu sama lain. Rakyat sudah lelah melihat hal semacam itu.
Membangun daerah ini, tidak bisa seenaknya, mesti berjelas-jelas. Jangan dicikaraui oleh kepentingan golongan. Karena itu, Singgalang harus ikut mengawal bersama semua masyarakat pers daerah ini. Tentu saja elemen lain juga.
Perjalanan panjang
Usia 56 dimulai 18 Desember 1968 dan sekarang 2024 akhir, adalah sebuah perjalanan panjang bagi koran ini. Jatuh bangun, tapi tetap hadir dengan kepala tegak. Satu-satunya pengalaman hidup, adalah yang sudah dilalui. Kami telah melewatinya. Insya Allah ke depan, Singgalang akan tetap bersama pembacanya, meski situasi sudah berubah drastis.
Situasi boleh berubah, tapi visi dan misi mesti tajam. Singgalang mengidamkan Sumatera Barat yang sejahtera. Tidak hedonis dan aman. Ini penting bagi pertumbuhan generasi. Sejahtera itu, ekonomi baik, kesehatan terjamin dan pendidikan baik dan sarana-sarana umum, tersedia dan bagus.
Kadang-kadang secara berseloroh kami di kantor berkata, “kalau kita saja yang menyelenggarakan pemerintahan bagaimana?” Ini terlontar, karena masukan sering diabaikan dan apa yang direncanakan pemerintah sendiri, tidak dilaksanakan.
Seloroh itu berkembang jadi ide liputan dan tulisan, pada akhirnya berubah jadi masukan bagi pemerintah. Sedemikian pedulinya redaksi pada daerah ini, tanpa reserve.