Keberadaan Singgalang di jalan nan panjang ini, adalah kasur bagi lelah ide-ide orang banyak. Di kantor kami, tak ada yang berhenti bekerja untuk kemajuan daerah. Waktu telah membawa kami pergi ke posisi sekarang. Di sanalah muncul kesadaran, masa depan mesti dihadang, tapi kita hadapi dulu masa lalu. Masa lalu itu menyimpan sejuta pelajaran.
Pelajaran bagi Sumatera Barat bisa dipetik dari kursi gubernur. Tokoh-tokoh yang mendudukinya, apa legasinya dan bagaimana ia menggenggam kekuasaan. Bagaimana caranya berkomunikasi dengan elit dan rakyat. Demikian juga untuk bupati dan walikota. Tanpa belajar pada masa lalu, adalah bentuk sebuah kesombongan.
Sebenarnya tiap hari, lewat Tajuk Rencana, Singgalang menyumbang ide bagi kemajuan provinsi ini. Juga lewat tulisan para pakar di halaman opini. Apalagi di rubrik Komentar di halaman pertama. Semua itu, dipersembahkan bagi Sumatera Barat.
Sekarang usia sudah 56 tahun, tentu saja ini sebuah rahmat dari Allah. Syukur alhamdulillah. Hadiah dari pembaca, pelanggan dan pemasang iklan semua. Ini kerja kompak tim Singgalang dari semua devisi. Terima kasih untuk semua anggota keluarga besar Singgalang, terima kasih untuk pelanggan dan pengiklan setia.
Surat kabar ini, seperti juga yang lain, bagian dari perkakas kerja ide-ide Minangkabau. Penjaga budayanya dan ikut berlari bersama. Saya bangga pada kru Singgalang, pada pembaca, pemasang iklan, relasi semua. Rasa bangga itulah yang memberi semangat pada kami bersama. Terima kasih
Kami akan tetap Tagak Manjago. Dirgahayu Singgalang. (*)