AGAM – Peledakan batu besar sisa material banjir bandang atau galodo di Kabupaten Agam akan dilakukan, Jumat (31/5). Hal ini diungkapkan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono saat meninjau persiapan peledakan batu di Batu Anguih Kapalo Koto, Kecamatan Sungai Pua, Kamis (30/5).
“Peledakan dilakukan pada sasaran terpilih. Kita uji coba dua batu dahulu, sembari melihat dampak yang terjadi setelah peledakan,” ujar Hery.
Setelah peledakan nanti, kata Hery, akan dilihat kondisi geologi sekitar yang ditimbulkan. Apabila tidak terjadi pergeseran berarti, masih aman. BNPB telah memperhitungkan segala aspek, khususnya keamanan baik dampak pada masyarakat maupun geologi sendiri.
“Kini kita tengah melakukan pengeboran batu yang akan diledakkan. Batu yang tidak diledakkan, juga akan kita tempatkan ke posisi lebih stabil,” sebutnya.
Hery menyampaikan proses demolisi ini sudah disosialisasikan kepada warga. Mereka sudah memahami terkait peledakan batu tersebut.
“Yang berada di radius 500 meter dari lokasi kita ungsikan, karena keamanan menjadi faktor utama,” kata Hery.
Namun, Hery menegaskan peledakan batu ini tidak akan berdampak seperti yang dibayangkan, karena sudah dikaji secara baik dan ledakannya diproposionalkan dengan besaran batu.
Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Edi Busti, yang ikut meninjau persiapan demolisi, menyebut upaya ini sebagai langkah untuk meminimalisir risiko bencana apabila kembali terjadi hujan deras.
“Jika tidak diledakkan, kita khawatir apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, batu akan berguling ke bawah. Sebab posisinya sekarang sangat membahayakan bagi warga,” katanya.
Edi menambahkan, langkah lain yang dilakukan adalah normalisasi sungai yang kini sudah dimulai, dengan harapan upaya ini bisa dilakukan secara maksimal. (kd)