Hari Pertama Pembatasan Selektif Orang Masuk ke Sumbar Belum Sesuai Harapan

Wagub Sumbar, Nasrul Abit saat memberikan pengarahan kepada petugas di kawasan perbatasan. (Humas Pemprov Sumbar)

PADANG-Hari pertama penerapan pembatasan selektif bagi orang dari luar Sumbar, masih terkendala sejumlah faktor. Untuk itu pemprov Sumbar akan mencari solusi terbaik, agar sistim tersebut berjalan sesuai harapan.

Ini diketahui saat Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit dalam kunjungan kerja ke sejumlah daerah perbatasan. Seperti perbatasan Sijunjung – Riau di daerah Kiliran Jao dan Dharmasraya -Jambi di Sungai Rumbai.

“Jadi hasil pantauan kami di lapangan, belum semua penumpang yang diperiksa suhu badan dan tidak semua penumpang pulang mengisi blangko yang disediakan petugas,” kata Wagub dalam pers rilisnya yang diterima Singgalang, Selasa (31/3).

Disebutkan Wagub, berbagai kendala tersebut diharapkan menjadi jadi “PR” jadi setiap kepala daerah diperbatasan. Mereka diminta melakukan inovasi dalam penerapan pelaksanaan prosedur di lapangan. Harapannya sistim pembatasan selektif tersebut berjalan sesuai harapan.

“Harapnnya, semua penumpang di kendaraan umum suhu tubuhnya diperiksa. Ketika diperiksa mereka semua harus turun dari kendaraan. Ini untuk memudahkan petugas saat memeriksa suhu tubuh seluruh penumpang. Kemudian seluruh penumpang juga harus dipastikan mengisi blangko yang disediakan petugas,” terang Nasrul Abit.

Menurutnya, blangko yang diisi adalah nama lengkap penumpang lengkap dengan alamat dan hal penting yang berkaitan dengan penumpang. Melalui blangko tersebut akan memudahkan petugas dalam mencari penumpang, kalau-kalau mereka terjangkit virus Covid 19. Jika terdeteksi dalam kurun waktu 14 hari masa inkubasi virus, petugas akan dengan mudah menemukan penumpang tersebut.

“Dalam hal ini diminta kejujuran penumpang. Kapan perlu petugas juga harus melihat identitas penumpang. Baik itu KTP, paspor, kartu BPJS Kesehatan, SIM dan lainnya,” ujarnya.

Dalam blangko juga ada kolom ke daerah mana yang dituju penumpang. Jika tujuan penumpang tersebut ke kota A atau kab B, maka koordinator lapangan segera menginfokan kepada gugus tugas Kab/Kota yang akan dituju. Tujuannya keberadaan penumpang bisa dilakukan pemantauan di daerah masing-masing.

Untuk kendaraan barang, petugas hanya memeriksa suhu badan sopir saja. Dan bagi penumpang yang mempunyai gejala, tenaga kesehatan setempat diminta segera melakukan tindakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Kendala lain yang ditemukan Wagub, belum tersedianya berbagai peralatan dan perlengkapan untuk setiap petugas.

“Ke depan disetiap posko, segera disiapkan meja, alat tulis dan lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas. Termasuk pengadaan Alat Pelindung Diri (APD). Saat ini peralatan APD masih sangat terbatas, tapi kita di provinsi juga telah menggerakkan UMK untuk membuat APD dalam memenuhi kebutuhan petugas”, tutupnya.(hms sumbar*)