LUBUK BASUNG – Harimau berjenis kelamin betina yang masuk perangkap Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, diberi nama Puti Maua.
Sebagaimana yang dikabarkan Topsatu.com, Puti Maua ditangkap KSDA pada Senin (10/1) lalu. Waktu ditangkap harimau itu belum punya nama, warga menyebutnya Inyiak Balang saja.
Atas permintaan KSDA yang dikepalai Ade Putra, masyarakat setempat dibawah pimpinan wali nagari setempat Iron Maria Edi, membuat kesepakatan mencari nama Inyiak Balang yang baru ditangkap itu.
Warga sepakat, Puti Maua lah nama yang dipilihkan untuknya.
“Nama Puti Maua itu merupakan hasil kesepakatan dari tokoh adat setempat,” kata Wali Nagari Salareh Aia, Iron Maria Edi.
Iron mengatakan, ada beberapa nama yang diusulkan warga antara nya su Malanca dan si Buma.
Setelah melalui berbagai alasan dan analisa, akhirnya tokoh adat memilih nama Puti Maua untuk sang harimau yang sudah 20 hari diintai itu.
Wali Nagari Puti adalah bahasa Minang, Indonesianya Putri. Putri adalah perempuan , maka tepatlah nama itu diberikan karena harimau itu berkelamin betina.
Sementara Maua atau Maur adalah lokasi ditangkapnya harimau tersebut, dimaksud kan agar Maua dikenal diseluruh Indonesia atau dunia. “Sekaligus kita mempromosikan Maua ke seantero dunia” kata Iron.
Dengan terkenalnya Maua Hilia, maka akses jalan di daerah itu bisa dibangun, karena kondisi jalan masih tanah, sementara Maua Hilia merupakan daerah tertua di Salareh Aia.
“Ini harapan kita dengan pemberian nama tersebut, sehingga ada perhatian ke daerah itu,” katanya.
Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra rnenambahkan setiap harimau tertangkap diberi nama oleh tokoh adat setempat.
“Ini untuk memberikan identitas dari satwa tersebut,” katanya.
Diinformasikan oleh Ade sebelum ini ada harimau yang tertangkap di Pasaman Barat diberi nama Sipogu, harimau tertangkap di Palupuh Agam diberi nama Sopi Rantang (M.Khudri)