JAKARTA – Focus Group Discussion (FGD ) Series Jaringan Pemred Sumbar (JPS) telah berakhir. Banyak bulir pikir siap dituangkan JPS dalam bentuk panduan untuk siapa saja pemimpin di Sumbar ke depan.
Menarik dari empat kali FGD di Hotel Balairung, Matraman Jakarta, Sekretaris Komisi I DPRD Sumbar HM Nurnas sekaligus Pembina dari JPS terus mengikuti dinamika FGD.
“Saya lihat FGD JPS sarat pencerahan dan bobot dari narasumber masuk bintang lima. Baru ini FGD bisa mempertemukan sumber hebat dan berkaliber tokoh di republik,”ujar HM Nurnas.
Menarik di series pamungkas HM Nurnas berdebat dengan Gamawan Fauzi dan Prof Djohermansyah Djohan.
“Banyak kendala regulasi fungsi DPRD terkesan saling tumpang-tindih antara regulasi yang satu dengan regulasi yang lain, terutama terkait mengevaluasi kerja gubernur Sumbar,” ujar HM Nurnas.
Gamawan mengatakan DPRD harus berani menilai dan memberikan solusi terkait kerja gubernur.
“Pak Nurnas itu orang eksakta, pasti paham menilai capaian kerja dengan RPJMD. Soal itu saya tahu pasti Pak Nurnas mengerti sekali dalam menyiginya. Pertanyaannya Pak Nurnas mau dan berani tidak,”ujar Gamawan.
Prof Djohermansyah juga mengatakan kalau banyak regulasi yang ada tidak menyambung satu sama lain.
“Aturan tentang daerah dan hubungan dengan fungsi DPRD memang ada banyak kecelakaan regulasi, konsekuensi produk UU dan turunannya produk politik,”ujar Prof Djo yang sebentar lagi menerbitkan sebuah buku terkait otonomi daerah.
Bagian lain Cak Nurnas berharap jangan sampai FGD hanya sekedar wadah menampung pemikiran para tokoh Minang saja, tapi harus berkelanjutan dengan mengupas pemikiran dan rekam jejak para bakal calon yang berniat maju di Pilkada Sumbar, 23 September 2020 yang akan datang.
“Dengan dikupasnya pemikiran dan rekam jejak bakal calon, maka masyarakat bisa mendapatkan gambaran yang utuh mengenai apa dan bagaimana si bakal calon membangun Sumbar ke depan. Apakah yang disampaikan itu sesuai dengan realita yang ada, atau hanya retorika,” ujar Cak Nurnas.
Dalam acara roadshow JPS di Jakarta untuk menampung pemikiran para tokoh Minang, turut menjadi narasumber mantan Ketua DPD RI Irman Gusman, anggota DPD RI Alirman Sori, kemudian dari kalangan perempuan, anggota DPR RI Nevi Zuairina, Prof Reni Mayerni (Deputi Bidang Kajian Strategik Lemhanas RI), dan Sastri Yunizarti Bakry (Widyaiswara Kemendagri RI).