JAKARTA – Bekerja sama dengan PT Supreme Energi, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta saat ini telah membuka Program Studi (Prodi) Vokasi Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan (TRET) dengan jenjang D-IV atau setara dengan S-1.
Dengan demikian, Universitas Bung Hatta menjadi kampus pertama di Sumatera yang memiliki Prodi ini. Prodi ini secara resmi telah diluncurkan pada 28 Juni 2021 yang lalu dan telah menerima mahasiswa baru di tahun ajaran 2022/2023. Saat ini, penerimaan mahasiswa baru masih dibuka.
Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Tafdil Husni, menyatakan bahwa saat ini dunia masih mengandalkan energi yang berasal dari fosil.
Hal itu tentunya membuat jumlah sumber energi semakin berkurang seiring semakin tingginya penggunaannya. Sementara itu, tidak ada pembaharuan terhadap energi alam.
Sementara, energi terbarukan merupakan sumber energi yang berasal dari sumber daya alam dan tidak akan habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan.
“Tentu sumber energi ini akan menggantikan sumber energi fosil yang nantinya bisa mengganti kebutuhan energi Indonesia dan tidak akan habis, katakanlah energi terbarukan adalah seperti sinar matahari, angin, dan air,”ungkapnya.
Dekan FTI Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Eng. Reni Desmiarti, S.T., M.T, mengatakan bahwa Prodi TRET ini adalah gabungan dari beberapa Prodi, di antaranya Prodi Teknik Elektro, Teknik Industri, dan Teknik Kimia.
Kurikulumnya disusun berdasarkan hasil bekerja sama dengan Perseroan Terbatas (PT) Supreme Energy Muaro Labuh dan Institut Fur Angewandtes Stoffstrommanagement (IfaS) Birkenfeld-Germany.
Pendirian Program Studi TRET ini dalam upaya mendukung pengembangan Energi Terbarukan di Sumatera Barat (Sumbar). Kerja sama ini juga di bawah koordinasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumbar.
“TRET merupakan gabungan tiga jurusan dan telah berhasil menjalin kerja sama dengan beberapa pihak. Selain itu, FTI akan terus melakukan kerja sama dengan lembaga ataupun industri lainnya pada waktu mendatang,” tambah Prof. Reni Desmiarti.
Sementara itu, Ketua Program Studi TRET, Erda Rahmilaila Desfitri, S.T, M.Eng., Ph.D, mengungkapkan bahwa sistem perkuliahan yang digunakan di prodi ini dilakukan dengan pembagian 30% teori atau 43 Satuan Kredit Semester (SKS) dan 70% atau sejumlah 102 SKS praktik.
Kegiatan pembelajaran praktik akan dilaksanakan di laboratorium FTI dan di industri energi terbarukan yang sudah memiliki kerjasama dengan FTI, seperti kawasan geotermal, energi surya, energi air dan biomassa, dan seluruh pembangkit listrik di dalam ataupun luar Sumbar.
“Prodi ini sangat representatif dengan kebutuhan zaman karena Sumber Daya Alam (SDA) di Sumatra Barat dan di Indonesia sangat banyak sehingga membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang komprehensif untuk mengolahnya.
“Hadirnya Prodi TRET diharapkan semakin bisa memaksimalkan SDA lokal yang ada,”tutupnya. (*)