“Karena tanpa terekspos dari bacaan, tanpa lingkungan yang mengenalkan bacaan kepada anak-anak terutama perempuan, yang mungkin dulu kalau jaman kolonial tidak diberikan (buku) tapi hanya diberikan kepada laki-laki,” jelasnya.
Sarasehan Jurnalis Perempuan yang difasilitasi Dewan Pers dan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia serta didukung DAAI TV, Nusa Net, Narsis Digital, Langgam Batik dan Gempita Pro itu turut dihadiri Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, Ketua Dewan Pers periode 2010-2016 Prof Bagir Manan, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut Farianda Sinik dan jurnalis-jurnalis perempuan se Indonesia.
Jurnalis Perempuan Inklusif dan Kolaboratif
Ketua FJPI, Uni Lubis pada kesempatan itu menyayangkan, ketika dirinya menjadi anggota Dewan Pers, hampir 90 persen peserta pelatihan jurnalistik yang hadir di setiap pelatihan jurnalistik adalah laki-laki.
“Setiap kali Dewan Pers mengadakan pelatihan, media itu selalu mengirim jurnalis laki-laki. Kemudian saya buat slotnya 50. Jadi, saya meminta dihadirkan jurnalis perempuan meskipun 90 persen laki-laki,” jelas Ketua Umum FJPI sekaligus Pemred IDN Times saat mengenang pada saat itu.
Hingga, Uni Lubis melakukan pelatihan jurnalis hanya jurnalis perempuan atas izin dan dukungan saat itu dari Ketua Dewan Pers, Bagir Manan.
Menurutnya, untuk menyadarkan tentang kesetaraan tidak hanya perempuan tapi yang lebih penting lagi juga laki-laki tentang perspektif perempuan dan anak yang penting dalam peliputan.
“Kalau bukan kita jurnalis perempuan, siapa lagi. Jadi, bukan berarti kita hanya perspektif tapi kita harus lebih konsen. FJPI ini tidak hanya perempuan yang menjadi anggota, tetapi memang 15 tahun perkembangan kami dari hari pertama itu adalah di drive oleh ketidaksetaraan akses bagi peningkatan profesionalisme yang dialami oleh jurnalis perempuan. Masih jomplang,” kata Uni Lubis.
Sehingga, diperlukan semangat bersama untuk membentuk agar dapat belajar bersama dan juga organisasi yang wajib berkembang. Dalam hal ini, Uni Lubis sepakat FJPI bisa bersikap inklusif dan kolaboratif.
Perempuan Harus Ambil Peluang
Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu yang hadir sebagai keynote speaker di acara Sarasehan Jurnalis Perempuan lebih mengisahkan tentang kenapa dirinya akhirnya mau mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Pers.