LIMAPULUH KOTA-Hingga Rabu (11/12) dini hari hujan masih terus menngguyur Kabupaten Lima Puluh Kota. Sejumlah penduduk memilih mengungsi ke titik-titik yang tak terjangkau oleh banjir. Salah satunya Marianis (45). Di mushala itu dia harus berbagi selimut dengan anak-anaknya. Sebab kain yang ada sudah basah terendam banjir.
Malam nan dingin ditambah hujan yang tak kunjung henti membuat orang-orang sulit untuk tidur. Mereka was-was kalau air terus naik dan membasahi barang-barang yang telah mereka selamatkan dari rumah.
“Sudah tiga malam kami mengungsi ke mushala ini. Kami takut banjir makanya mengungsi dan tidak bertahan di rumah masing-masing,” kata Marianis, pada wartawan Selasa malam (10/12).
Di Jorong Tanjuang, Nagari Bukik Sikumpua, Kecamatan Lareh Sago Halaban, setidaknya 90 jiwa mengungsi ke sebuah mushala yang lokasinya terletak di ketinggian. Sudah tiga hari mereka mengungsi di mushala tersebut. Saat siang mereka beraktivitas seperti biasa di rumah masing-masing dan malamnya kembali ke mushala.
“Untuk makanan dan minum sekarang lebih dari cukup di sini (mushala-red). Hanya saja kebutuhan bayi dan selimut yang sangat kurang. Sebab banjir membasahi semua peralatan rumah tangga, termasuk kain, baju dan lainnya,” kata Marianis.
Hingga tadi malam banjir sudah mencapai pinggang orang dewasa. Di titik lain, sejumlah warga masih bertahan di rumah masing-masing. Sebab mereka tak memungkinkan untuk meninggalkan rumah. Mereka pun tidur di barang-barang yang masih tinggi dari genangan air. Seperti meja tamu, tempat tidur dan lainnya. Warga setempat pun telah menaikkan barang-barang mereka ke tempat-tempat yang tak dimungkinkan terjangkau banjir. (bule)