SARILAMAK – Kabupaten Limapuluh Kota siaga satu. Hujan deras melanda wilayah itu, sejak Senin malam hingga Selasa 3 Desember 2019 malam. Akibatnya, tujuh kecamatan di Luhak nan Bungsu waspada banjir akibat meluapnya sejumlah aliran sungai.
Kepala Pelaksana BPBD Limapuluh Kota Joni Amir, Rabu (4/12), menyebutkan, luapan sejumlah sungai membuat lahan pertanian, jalan raya hingga pemukiman warga tergenang air. Belum terhitung berapa kerugian materil akibat bencana tersebut.
“Dari pantauan kami di lapangan, ada 7 titik genangan air di wilayah kecamatan akibat luapan sungai. Pertama di Nagari Sungai Antuan, Kecamatan Mungka. Luapan sungai Batang Manggilang naik ke pemukiman warga,” ujarnya.
Dari pantauan, hingga pukul 18.00 WIB, banjir di Manggilang belum surut disebabkan hujan lebat masih mengguyur kawasan lintas Sumbar-Riau itu. BPBD memperkirakan puluhan rumah tergenang dari mata kaki hingga selutut orang dewasa.
Titik kedua air sungai Batang Sinamar menggenangi jalan raya dan lahan pertanian warga di nagari Taram, Kecamatan Harau. Sama dengan nagari Manggilang di Pangkalan, tercatat sebagai daerah rawan banjir menggingat kawasan tersebut terbilang rendah dan berada di pinggir batang sungai.
Dilanjutkan Joni, genangan air dilaporkan melanda kawasan padat penduduk di Nagari Sungaiantuan, Kecamatan Mungka. Khusus di Sungaiantuan, genangan air juga menutupi selutut kaki orang dewasa sampai ke dalam kawasan pemukiman penduduk.
“Sungai Antuan, dari laporan ada belasan rumah tergenang. Jalan raya dan lahan pertanian juga terdampak. Tim kami masih siaga di titik-titik lokasi rawan untuk upaya antisipasi, apabila debit air masih tinggi,” tuturnya.
Selain di tiga kecamatan, Joni Amir menyebut ada empat titik lokasi pada empat lokasi lainnya yang berstatus siaga bencana. Diantaranya, Kecamatan Payakumbuh, Lareh Sago Halaban, Suliki dan Kapur IX. Sehingga, ada tujuh kecamatan berpotensi bencana banjir apabila intensitas hujan masih terjadi sampai seminggu ke depan.
Sementara itu, Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, yang dihubungi terpisah, meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan munculnya bencana alam. (bule)