Agam  

Hari Ini HUT Lubuk Basung Ke 31, Ini Dua Bupati Yang Berjasa Pindahkan Ibu Kabupaten Agam.

AGAM,- Proses pemindahan ibu kabupaten Agam dari Bukittinggi telah dimulai sejak era M.Nur Syafe’i yang menjadi bupati sejak tahun 1980 sampai 1989. Proses selanjutnya oleh Pj Bupati Anwardin 1989 -1990. Tapi realisasi pemindahan dibawah bupati Gustiar Agus.

Saksi sejarah kepindahan ibu kabupaten Agam Suhermanto Raza yang menjadi Kabag Humas Pemda Agam Tahun 1990 -1995 mengatakan, kalau pimpinan yang berjasa dalam memindahkan ibu kabupaten Agam ini, adalah M. Nur Syafei dan Gustiar Agus

“Memang pak M.Nur Syafe’i yang merintis sehingga ditetapkan Lubuk Basung sebagai pilihan, selain Lubuk Basung Baso dan Matur juga calon ibu kabupaten, tapi yang dipilih Lubuk Basung dan pak Gustiar yang mewujudkan dengan memboyong semua aparatur pemerintahan Agam berkantor di Lubuk Basung ” kata Suhermanto yang pensiun jadi ASN sejak dua tahun lalu.

Kalau pejabat pemerintahan yang banyak ditugaskan untuk proses pemindahan ibu kabupaten itu adalah pak Nafriadi Hamdi dan pak Hasymi. “Pak Nafriadi Kabag Pemerintahan dan pak Hasymi Kadis PU, yang berdua ini yang banyak dalam urusan itu, disamping pejabat pejabat terkait lainnya ” katanya.

Untuk DPRD yang berjasa adalah M.Th Dt Penghulu Basa. “Beliau adalah ketua DPRD waktu itu, memang gigih beliau menggerakkan DPRD untuk membahas dan bersidang sidang untuk pemindahan itu ” tambah Suhermanto yang pernah menjadi orang kepercayaan dua bupati yaitu Gustiar dan Ismu Nazif.

Jasa jasa tokoh ninik mamak Lubuk Basung menurut Suhermanto sangat besar. Dia menyebut gelar Dt. Batu Basa, Dt. Rajo Api dan Dt..Mahajang Dunia sebagai ninik mamak yang berperan besar memberikan dukungan dan menggerakkan dukungan tokoh masyarakat dan masyarakat Lubuk Basung. “Ninik mamak kita yang tiga itu besar sekali jasa nya, ada juga ninik mamak yang lain yang tidak bisa dikecilkan perannya ” ujar Suhermanto.

Peran wartawan kata Suhermanto juga besar. ” Saya masih ingat berita pak Khudri di Harian Singgalang, Perumahan Talago Sudah Basamak, saya sampai dipanggil pak bupati, saya masih ingat” kata Suhermanto yang sangat dekat dengan wartawan ketika menjadi Kabag Humas.
Suhermanto menyebut nama beberapa wartawan, yaitu nama Infai, Ahmad Sumardi dan Lukman. “Dengan lain lain gaya penulisan, kawan kawan wartawan berkontribusi dalam mendorong Pemda untuk pindah” tambah nya.
Hari ini tanggal 19 Juli 2024, sudah 31 Tahun pusat pemerintahan Agam pindah ke Lubuk Basung, mungkin sebagian orang sudah melupakan proses kepindahan itu. “Bagi saya sejarah proses kepindahan itu penting karena bisa menjadi inspirasi untuk kita sekarang, sebagai Kabag Humas waktu itu saya banyak mendapat tugas dan banyak mendapat informasi termasuk dari wartawan, saya dekat dengan rekan rekan pers ” kata Suhermanto yang pensiun dengan pangkat IV E itu.
Suhermanto menyebut saksi sejarah Kepindahan Ibu Kabupaten Agam itu masih banyak yang hidup. ” Kita bisa dengarkan penjelasan dari pak Gustiar Agus dan Uda Nafriadi Hamdi, dua orang itu masih segar sampai saat ini. Pak Gustiar menetap di Jakarta dan Da Nafriadi di Bukittinggi ” ujarnya. (MK