“Kami di Riau tidak banyak memiliki tempat wisata selengkap Sumbar. Kalau di Sumbar semua ada, mau ke pantai ada banyak pilihan, mau air terjun, banyak sekali. Mau suasana pegunungan, wisata religi, dan masih banyak lagi ada lengkap. Satu minggu pun mengelilingi Sumbar, masih dirasa kurang waktunya,” kata Hamid.
Ia yakin, Sumbar akan mengalami peningkatan kunjungan wisatawan lokal terutama dari Riau, jika Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menghubungan Padang Pekanbaru selesai dibangun. Makanya ia ikut mendoakan, agar semua proses pembangunan sukses tanpa kendala.
JTTS Padang-Pekanbaru
JTTS Padang-Pekanbaru memang sangat dinantikan kehadirannya. Apalagi jalan tol pertama di Sumbar tersebut, digadang-gadang bisa memutus jarak tempuh jadi lebih singkat 3-4 jam saja. Itu ibarat tertidur beberapa jam, dan begitu bangun sudah sampai di Ranah Minang.
Bagi warga Pekanbaru asli maupun yang berasal Sumbar, Ranah Minang adalah tempat untuk melepas penat terbaik, setelah dalam waktu lama berkutat mencari kehidupan di Bumi Lancang Kuning. Mereka tinggal menentukan destinasi wisata mana yang akan dikunjungi dan berada di daerah mana.
Untuk pantai saja, Sumbar memberikan tiga pilihan terbaik, yakni di Pantai Padang, Pantai Carocok, Kawasan Mandeh, dan lainnya di Pesisir Selatan, dan Pantai Gondoriah Pariaman.
Untuk wisata daerah pegunungan juga banyak pilihan, seperti Bukittingi, Batusangkar, dan lainnya. Begitu juga wisata religi dan budaya, pilihan pun sangat bervariasi.
Sepulang dari Sumbar, muatan mobil bukannya berkurang, malah bertambah berat dengan beragam oleh-oleh khas daerah yang dikunjungi, begitu juga dengan souvenir-souvenir yang beragam.
Bagi warga Pekanbaru, uang saja yang kurang setelah kembali ke Pekanbaru. Meski begitu, hati menjadi puas dan pikiran jadi segar kembali memasuki suasana kerja pada Seninnya.
Sementara bagi warga Sumbar, kehadiran JTTS merupakan keuntungan dalam segi bisnis, terutama bisnis barang muda produk pertanian. Sudah rahasia umum, produk pertanian dan perikanan Sumbar merupakan penopang bagi warga Pekanbaru yang notabene banyak juga orang Minang.
Mereka ingin makan beras asli dari daerah asal, begitu juga kebutuhan sayur mayur lainnya. Jika sebelumnya harus menempuh jarak yang jauh baru sampai, sehingga mengurangi kesegaran sayur, maka dengan adanya JTTS Padang Pekanbaru menjadi jaminan kesegaran produk pertanian dan perikanan.
“Saya tak putus-putus berdoa, agar tol ini cepat selesai,” kata Rusli, salah seorang pengusaha sayur mayur asal Bukittinggi.
Maka dari itu, JTTS Padang Pekanbaru harus digeber terus, agar manfaat pembangunan dan kehadirannya segera dirasakan kedua provinsi. Bisa hitung tentunya, betapa majunya nanti perdagangan dan bisnis kedua provinsi.