“Dengan membenahi 7 isu strategis ini, Kita berharap bisa mewujudkan Sumbar Sehat dan Cerdas, Sumbar Relgius dan Berbudaya, Sumbar Sejahtera, serta Sumbar Berkeadilan,” terang Wagub Sumbar periode 2020-2024 ini.
Dan kita secara bersamm-sama juga akan mendorong perkembangan ekonomi dengan membenahi akses keuangan UMKM, dan mendorong perkembangan perbankan syariah di Sumbar.
“Kita perhatikan, perkembangan UMKM dan perbankan syariah mengalami kanaikan pada triwulan II tahun 2021 ini, dan mudah-mudah bisa terus berkembang dan meningkat seiring waktu dan bisa membantu pertumbuhan dan pemulihan ekonomi Sumbar pada masa pandemi Covid 19 ini,” terang Audy Joinaldy.
Dalam paparanya, Wahyu Purnama selaku Kepala Perwakilan BI Prov Sumbar mengatakan bahwa Pertumbuhan ekonomi Sumbar lebih rendah sepanjang tahun 2020 dibanding denga tahun 2019, yaitu 4.92% dibandingkan dengan pertumbuhan nasional 5.32%, namun lebih baik dibandingkan Sumatera yakni 3.17%.
”Dan, pada tahun 2021 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar akan mengalami kenaikan. Perkiraan kenaikan pertumbuhan ekonomi Sumbar setidaknya didorong oleh 5 faktor pendorong, yaitu pertama Vaksinasi COVID-19 yang terus berjalan akan mendorong normalisasi aktivitas ekonomi, lalu kedua perbaikan ekonomi akan mendorong keyakinan masyarakat untuk mengkonsumsi di tahun 2021 di tengah harga komoditas yang meningkat di tahun 2021, ketiga yaitu adanya stimulus fiskal terkait perlindungan sosial, insentif pajak, subsidi listrik dan dukungan terhadap UMKM, keemepat Kebijakan pemerintah daerah memberlakukan new normal dengan protokol COVID mendorong kembalinya aktivitas ekonomi domestik khususnya sektor pariwisata yang bersumber dari wisatawan domestic, dan yang kelima yaitu perbaikan ekonomi global mendorong peningkatan volume perdagangan dan permintaan ekspor seiring dengan meningkatnya harga komoditas ekspor, seperti CPO dan karet”, jelas Wahyu Purnama
Namun faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Sumbar pun juga ada, kata Wahyu. Seperti risiko adanya beberapa varian baru COVID-19 sehingga menahan proses pemulihan ekonomi, lalu ketidakpastian masa berakhirnya pandemi dan kurangnya perhatian berbagai pihak terhadap protokol COVID, memberikan risiko masih berlanjutnya status pandemi di tahun 2021, kemudian terhambatnya beberapa proyek strategis nasional di Sumatera Barat seperti JTTS Padang-Sicincin, dan belanja daerah yang belum optimal seiring dengan pendapatan daerah yang belum optimal dan kegiatan Pemda serta perjalanan dinas yang masih tertahan.
Key Success Factors pemulihan ekonomi jangka pendek, menurut Wahyu adalah mengoptimalkan peran bantuan sosial dan instrument sosial keagamaan lainnya untuk mendongkrak daya beli masyakarat serta belanja pemerintah, mempercepat progres vaksinasi Sumatera Barat dan disiplin protokol COVID-19, mendorong penggunaan pembayaran non tunai untuk mencegah penularan COVID-19 dan mendukung digitalisasi ekonomi, mengingat kinerja pertanian yang memiliki tren positif selama pandemi, sektor pertanian perlu terus dikembangkan dengan mekanisasi dan hilirisasi lebih lanjut dan terhubung dengan industri olahan makanan, optimalisasi penyaluran kredit terutama kepada lapangan usaha Pertanian, Perdagangan, dan Industri Pengolahan.
Sementara itu, Bambang Widihasmoro mengatakan bahwa BRI pada saat ini sangat focus dalam pemulihan sector ekonomi UMKM.
“Kita focus dalam pemulihan ekonomi UMKN, karena sector UMKM juga sangat terdampak oleh Covid 19 ini. Kita di BRI telah melakukan pencairan kredit digital yang lebih cepat, bisa diakses kapan dan dimanapun, lalu meningkatkan transaski digital, pengembangan pasar tradisional berbasis web, dan layanan traksaksi tanpa kantor diperbanyak melalui Agen BRILink,” terangya.