PADANG-Ikan Puyu, sekitar tahun 80-an banyak hidup diperairan Sumbar. Seiring waktu, ikan dengan ukuran kecil-kecil itu mulai langka.
Biasanya Puyu lebih suka hidup di sungai, rawa, danau bahkan sawah.
Ikan dengan sisik dan sirip tajam ini sangat disukai masyarakat Minang, karena dagingnya yang enak.
Dipancing cara yang biasa dilakukan untuk mendapatkan ikan yang memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air berukuran kecil ini.
Untuk menjaga agar Puyu tetap lestari, Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat terus melakukan pembibitan. Akhir pekan kemarin, 5000 ekor bibit Puyu dilepas di irigasi sekitar Masjid Al Munawarah Kuranji Kota Padang.
Pelepasan bibit dilakukan oleh Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Yosmeri.
Tak hanya bibit Puyu, Nasrul Abit juga menebar 10.000 ekor bibit ikan lain. Seperti ikan Nila 5.000 ekor di irigasi Bandar Kuranji.
Penyebaran bibit ikan tersebut untuk pelestarian sumbar daya ikan dan memenuhi kebutuhan ikan bagi masyarakat di Masjid Al Munawarah Pilakuak Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
“Ikan yang ditebar dapat dimanfaatkan secara bebas oleh masyarakat, dengan syarat penangkapan ikan tidak boleh menggunakan racun atau putas maupun disentrum dan sejenisnya,” ujarnya saat melepas ribuan ikan.
Nasrul Abit mengatakan bantuan bibit ikan ini diharapkan dapat menambah populasi keanekaragaman ikan di Kuranji. Penyebaran ini merupakan upaya pemerintah untuk menambah stok ikan yang ada.
Selain itu ini juga untuk membantu masyarakat yang tidak punya lahan dan ingin budidaya ikan.
“Memenuhi konsumsi ikan bagi masyarakat ini sangat penting. Untuk itu saya imbau masyarakat untuk gemar makan ikan. Karena budaya makan ikan sebagai asupan protein hewani dengan kandungan gizi tinggi untuk mencegah gizi buruk dan kekerdilan pada anak (stunting),” katanya.