Tentu saja kita berharap mahasiswanya tidak terabaikan, apalagi dosen. Mahasiswa tak terabaikan itu bukan hanya selama ini belajar di UNP, tapi juga bekal untuk masuk dunia kerja.
Dunia kerja makin luas, peluang kian sempit. Mahasiswa keluar kampus dengan talenta yang tanpa sengaja telah “terbunuh.” Jadi sarjana kertas. Mereka alhamdulillah dapat kerja yang layak, walau banyak juga yang tidak. Jumlah lulusan yang banyak, rasanya bukanlah prestasi.
Sejauh itu, saya belum melihat ada yang “berkokok” di tingkat lokal apalagi nasional. Jika pun ada yang hebat, ia tak mau berkokok. Padahal, untuk nama baik almamater, kokok itu perlu.
Iluni menurut saya, mesti bisa menciptakan kokok hebat, sehingga bisa mengejutkan banyak pihak. Iluni bisa memulai. Selalu ada hari pertama untuk mencetak tokoh.
Iluni bisa pula membawa berbagai keberuntungan untuk UNP, misalnya melalui anggaran yang besar, akibat pengaruhnya . Tak mungkin diharapkan pada Rektor Ganefri saja, sebab masa jabatan ada batasnya.
Iluni UNP, perlu branding, promosi, jangan malu mempromosikan organisasi dan sosok para organisatorisnya.
Sepertinya memang perlu memperkenalkan diri lagi bahwa UNP itu, ada.
Lama sekali, amat lama karena orientasi pendidikannya, UNP nyaman di dunianya yang tidak nyaman. Sekarang Sumbar memerlukan alumni UNP, maka mari berkokok. (*)