PULAU PUNJUNG – Calon Wakil Gubernur Sumatera Barat, Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah, bersilaturahmi dengan komunitas budaya di Pulau Punjung, Dharmasraya, Sabtu (2/10).
Dalam pertemuan tersebut, para tokoh adat dan penggiat budaya setempat menyampaikan banyak keluhan dan harapan kepada Indra Catri. Misalnya, Ibrahim Dt. Rang Kayo Mulie mengatakan, Pulau Punjung memiliki keunikan dari segi budaya, seperti seni tradisi, talempong, randai, tari piring, dan silek pangian. Selain itu, di Pulau Punjung rutin dilaksanakan kegiatab pembinaan adat salingka nagari rutin, mulai dari surah adat, pewarisan nilai-nilai budaya hingga kegiatan keagamaan.
“Namun, semua itu terkendala oleh kurangnya kelengkapan infrastruktur sebagai penunjang pembinaan generasi muda dalam hal pemahaman tentang seni tradisi minangkabau,” katanya.
Tokoh masyarakat lainnya, guru silek pangian, Baron Panduko Kayo, mengapresiasi kehadiran dari Indra Catri di sana. Ninik mamak suku chaniago Pulau Punjung itu memuji Indra Catri sebagai pemimpin yang sangat paham dan sangat peduli terhadap adat dan budaya Minang.
“Ia pejabat yang sederhana, yang mengerti keinginan masyarakat kecil. Buktinya ia mau datang ke kampung kami,” ujarnya.
Jauh sebelum menjadi Bupati Agam, kata Baron, Indra Catri banyak membina puluhan kelompok seni ketika menjadi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang. Setelah menjadi Bupati Agam, Indra Catri memasukkan silat ke dalam kurikulum sekolah di Agam hingga membawa kabupaten itu menjadi juara Galanggang Siliah Baganti pada tahun 2017.
“Kepedulian beliau sebagai ninik mamak untuk keberlangsungan pewarisan seni budaya kepada anak kemenakan tidak perlu diragukan lagi. Kami berharap Allah memberikan yang terbaik untuk keberlangsungan karir beliau,” tuturnya.
Indra Catri berterima kasih atas sambutan yang luar biasa dari kaum suku Chaniago, ninik mamak, dan perangkat KAN Pulau Punjung.
“Saya bahagia diterima oleh kaum suku Chaniago Nagari Pulau Punjung,” ucapnya.
Ia memuji kaum suku Chaniago sebagai kaum yang mampu mempertahankan adat dan budaya tradisi warisan nenek moyang meski berada di pusat Kabupaten Dharmasraya. Itu dibuktikan dengan banyaknya tokoh yang sangat berpengaruh munc dari kaum itu, mulai dari duta budaya hingga Bupati Dharmasraya.
“Kecemasan kita saat ini adalah melunturnya nilai-nilai budaya di tengah kaum.Namun, hal itu tidak terjadi kepada kaum suku Chaniago Nagari Pulau Punjung yang tetap mempertahankan nilai-nilai seni budaya minang,” ujarnya.
Indra Catri berharap kepada para generasi muda Sumatera Barat untuk terus melestarikan budaya Minang sehingga muncul generasi berkualitas dan unggul di provinsi itu. (rel)