PADANG PANJANG-Dua robot buatan santriwati Diniyyah Putri Padang Panjang sibuk hilir mudik melayani pengunjung Kafe Arfa yang terletak di lingkungan sekolah agama yang dirintis Rahmah El-Yunusiyyah tersebut.
Dua robot yang diberi nama Sabai dan Midun itu mengantarkan makanan ke meja yang sudah disetel oleh karyawan kafe.
Robot Sabai punya ciri khas sendiri, kepalanya dipakaikan tikuluak sanduak (khas pakaian adat Minang), sedangkan Midun, kepala polos tanpa ciri khas.
Nama Sabai diambil dari kisah legenda Minangkabau yaitu “Sabai nan Aluih”. anak perempuan Raja Babandiang yang berbakti pada ayahnya. Sedangkan Midun diambil dari nama legenda pemuda Minangkabau yang saleh, jujur, baik hati dan pekerja keras. Sabai bekerja dikendalikan melalui remote control sedangkan Midun bekerja melalui sensor pembaca garis bewarna hitam yang rutenya dibuat pada lantai kafe.
Robot ini dibuat oleh Tim Diniyyah Robotika (DIRO) yang terdiri dari santri dan tim instruktur pendamping sebagai pembimbing dalam penyelesaian robot.
Tim Robotik Santri terdiri dari sembilan orang. Mereka adalah :
1. Wirza Khairunnisa kelas XI IPA
2. Faras Zhahira Amrita (XI IPA),
3. Risa Nazhifa Kathin (XII IPA),
4. Zakiya Khofifah Agusta (XII IPA)
5. Siti Nurdea Nita (XI IPA)
6. Syakila Dwifa (XI IPA)
7. Arifa Lutfiah (XI IPA)
8. Majda Syarif(XI IPA)
9. Nadda Tykia Ullima (XI IPA)
Sedangkang Tim Disain dan Teknis atau instruktur pembimbing adalah :
1. Ra’an Shalihah,ST
2. Syafmawandi Irwan ST
Pimpinan Diniyyah Puteri Padang Panjang Fauziah Fauzan el Muhammady, kepada topsatu, beberapa waktu lalu mengatakan sejak dipublikasikan pada 2021 lalu Sabai dan Midun, telah dilirik oleh sejumlah dan memesan robot buatan santriwatinya.
“Ya, sejauh ini sudah pernah ada pembicaraan pesanan dari pihak yang tertarik dengan robot Sabai dan Midun. Namun tim Diniyyah Robotika belum bisa menerima pesanan karena beberapa alasan,” terang Fauziah.