BALI – Apa yang dilakukan manajemen PT Semen Padang sehingga meraih 2 prediket gold, dan satu silver di ajang ENSIA 2024 di Bali? Predikat Gold diraih PT Semen Padang untuk kategori lingkungan melalui inovasi yang dilakukan berupa Penurunan Limbah B3.
PT Semen Padang berhasil menurunkan limbah B3 melalui substitusi larutan amonium nitrat dengan aquadest di Laboratorium Kimia Produk Unit Quality Assurance.
Inovasi ini tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional.
Lagi, predikat Gold juga diraih PT Semen Padang melalui Inovasi Sosial dengan judul program Pemberdayaan Usaha Tenun Songket Silungkang.
Melalui program ini PT Semen Padang berupaya melestarikan tenun khas Minangkabau. Program ini tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal dengan memberikan kesempatan ekonomi yang lebih baik.
Kemudian predikat Silver diraih PT Semen Padang pada Kategori Lingkungan melalui program Efisiensi Energi.
Penghargaan ini diberikan untuk penurunan pemakaian faktor klinker di produksi Semen Type Ezpro PCC. Inisiatif ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon, sejalan dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
“Alhamdulillah, dari beberapa kategori ENSIA 2024 yang diselenggarakan PT Sucofindo ini, PT Semen Padang bisa memenangkan 3 kategori, yakni dua Gold dan satu Silver,” kata Dirut PT Semen Padang Indrieffouny Indra, di sela-sela Penganugerahan ENSIA 2024, di Bali.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong pada acara puncak ENSIA 2024, mengapresiasi PT Sucofindo, serta para pelaku usaha yang telah menerapkan efisiensi terhadap pengelolaan keseimbangan antara lingkungan, ekonomi, dengan sosial.
Hal ini, kata Alue Dohong, sebagai bentuk komitmen kepedulian perusahaan atas perubahan iklim, penanganan lingkungan hidup.
“Kami berharap ke depannya para pelaku usaha yang menerima penghargaan dapat memberikan dan menciptakan inovasi secara berkelanjutan,” katanya.
Alue Dohong menambahkan bahwa dengan komitmen pelaku usaha dalam mengelola keseimbangan lingkungan, ekonomi dan sosial, tentunya sejalan dengan instrumen PROPER.